Posts Tagged ‘be mine’

 

“Myungsoo ada noonamu!” Panggil Hoya

Myungsoo yang sedang di make up , keluar dari ruang make up. Aku tersenyum melihatnya. Myngsoo langsung mendekati dan ia memelukku erat. Dialah adikku , adik yang paling manja.

Ah..ia aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Narsha , dan Myungsoo alias L ini adalah adik kandungku , satu – satunya adikku. Tahun ini aku berumur 20 tahun , dan aku adalah seorang fotografi. Jujur saja kau tidak mengenyam pendidikan perkuliahan , aku lulus dari sma dan langsung bekerja. Bukan karena aku pemalasan , tapi karena keadaan ekonomi keluarga kami saat itu tidak memungkinkan aku untuk bersekolah di perguruan tinggi , maka dari itu aku langsung bekerja setelah tamat sma.

Tapi tidak ada yang disesali , aku cukup sukses. Aku menjadi fotografi debeberapa majalah tertama seperti Ceci dan juga W fasshion. Jujur saja baru 2 bulan belakangan ini aku pulang ke korea , karena pekerjaanku mewajibkan aku ke Paris.Tapi karena permintaan Myungsoo adikku , maka aku tidak ke paris dan mencari pekerjaan di korea. Masih dengan majalah yang sama.

Untuk orang tua , kami berdua sudah tidak punya ayah , sedangkan ibu kami baru saja menikah 2 tahun lalu , dan ia hidup bersama ayah tiriku dan juga anak – anaknya. Kami jarang menemuinya , karena kami tidak begitu cocok dengan keluarga ayah tiriku.

“Aku membawakan makanan untukmu , dan para member kamu makan deh.” Kataku sambil menunjuk makanan yang khusus kubawakan untuk mereka.

“Aku selesaikan make upnya dulu yah.” Kata Myungsoo

Aku menangguk. Aku membawa makanan yang kubawa ke meja yang tidak jauh dari tempatku tadi. Aku mengeluarkan makanan dan langsung saja member infinite yang lain berhamburan mendekatiku.

“Noona apa boleh aku memakan ini semua?”Tanya Sungjong

“Tentu saja boleh.” Jawabku.

“Gain!”Panggil salah seorang staf

Aku menoleh , aku kaget bukan main. Yang memanggilu itu Seungho. Dulu aku pernah mengerjakan beberapa projek foto bersamanya. Aku cukup mengenalnya dengna baik , tapi karena kepergianku ke Paris , aku jadi hilang kontak denganya.

“Kau memotret disinih?”Tanyaku kaget

“Ia , kau sendiri , apa yang kau lakukan disinih? Kau mengenal mereka?”Tanya Seungho tak kalah kagetnya.

“Ia , mereka adalah teman – teman adikku.”

“Adikmu member infinite?”

“Iya , kau tidak tahu? Myungsoo , itu adikku.”

“Maksudmu L? Aku tidak mengira kau itu adalah kakanya L.”

Kami mengobrol tidak begitu lama. Karena Seungho harus buru – buru memotret. Karena ia masih memilii pemotretan lain setelah ini. Jadi ia harus buru – buru membereskan pemotretan ini.

Aku diam – diam memperhatikan gaya memotret Seungho. Bagaimana ia mengambil angel , dan mengatur model. Ia berubah dari terakhir kali aku bekerja sama denganya. Sekarang ia tampak lebih profesional. Tentu saja aku juga lebih profesional dari dulu. Tapi aku tidak menyangkal Seungho lebih matang sekarang.

Pemotretan tidak berjalan lama. Seungho tidak banyak waktu untuk mengobrol denganku , karena ia masih ada pemotretan lain , di tempat lain. Maka kami bertukar nomer hape dan berjanji akan bertemu kalau ada waktu luang.

“Noona kamu mengenalnya?”Tanya Myungsoo sepulangnya Seungho

“Ia , kami pernah bekerja sama dalam projek , cukup lama aku bekerja denganya. Kemudian aku lost contact denganya karena aku ke paris. Aku tidak menyangka aku akan bertemunya disinih.”Kataku panjang lebar

“Kau tampak dekat denganya.”

“Kenapa? Apa kau cemburu?”

“Tentu saja! Aku tidak pernah mendengar kamu berkata panjang lebar seperti ini kalau menyangkut tentang aku.”

“Kau ini dasar! Oh ia omma menyuruh kita makan malam bersama sabtu ini , apa kau bisa?”

“Aku tidak tahu , Aku akan melihat jadwalku dahulu. Aku usahakan supaya aku bisa ikut.”

“Aku akan datang kalau kau datang , kalau kau tidak datang aku tidak akan datang.”

“Baiklah. Noona kau harus pergi sekarang. Noona pulang hati – hati yah. Kalau sudha sampai rumah sms aku.”

“Baiklah.”

Aku meninggalkan studio tak lama kemudian. Aku masih harus ke kantorku untuk melihat jadwalku. Sesampainya di kantor..

“Narsha kebetulan sekali kau datang.” Sapa Gain , Gain merupakan bossku di kantor redaksiku.

“Ada apa?”Tanyaku

“Tadi aku mendapatkan kontak dari CJES , katanya mereka memitamu secara khusus untuk menjadi fotografer untuk album jaket album JYJ. Ini peluang bagus untuk kau masuk industri hiburan , kau harus mengambilnya!”

“Untuk kapan?”

“Untuk tanggal 4 april , masih ada waktu sekitar 1 bulan setengah.”

“Aku tidak tahu , aku harus meanyakan dulu pada Myungsoo.”

“Kau ini selalu seperti ini , selalu saja Myungsoo dan Myungsoo , aku binggung sebenarnya di adikmu atau suamimu sich? Sampai kau harus menanyakan persetujuannya dahulu.”

“Aku sudah berjanji padanya diluar pemotretan dengan majalah Ceci ataupun W Fasshion , aku harus mendapatkan persetujuan dari dia dulu.”

“Yah sudahlah , tapi pastikan kau mendapat izin darinya. Karena mereka berjanji kalau kau menyetujinya kita akan mendapatkan kontrak eksklusif dengan JYJ.”

“Baiklah kalau begitu , aku akan mengusahakannya.”

Sebenarnya tidak hanya aku saja yang meminta izin kalau menyangkut pekerjaan , Myungsoopun demikian. Pekerjaan di luar infiite ia akan selalu merundingkannya denganku. Sejauh ini kami tidak pernah melarang satu sama lain , Itu dilakukan supaya kami tidak ada miss komunikasi.

“Noona apa kau sudah pulang?”Tanya myungsoo dari ujung telepon

“Ah…Myungsoo , apa hari ini kau aka pulang?”Tanyaku penuh harap

“Soal itu….”

“Kalau kamu tidak bisa pulang tidak apa – apa. Noona hanya ingin tahu saja , kalau kau pulang noona akan memasak untuk kamu.”

“Seperti malam ini aku tidak akan pulang noona , maafkan aku.”

Jujur saja aku sedikit kecewa. Semejak aku pulang ke seoul Myungsoo belum pernah pulang ke rumah. Aku tahu ia memang tinggal di dorm , dan itu untuk memudahkan eemua pekerjaanya , tapi jujur saja aku merasa kesepian kalau harus tinggal di rumah seorang diri.

“Myungsoo aku mendapatkan pekerjaan untuk pemotretan album jaket sm town album , menurut bagaimana?”

“Apa aku sudah menyetujuinya?”

“Tentu saja belum , aku meminta pendapatmu dulu.”

“Aku tidak akan melarang , tapi apa noona bisa melakukannya? Maksudku noona sekarang sudah banyak pekerjaan dikontrak dengan 2 majalah , dan sekarang mau mengambil pemotretan untuk album jaket. Apa noona akan baik baik saja? Tidak akan kelelahan?”

“Aku rasa aku masih mampu menghendle semuanya.”

“Yah kalau noona merasa mampu , lakukan saja. Tapi jangan sampai noona jatuh sakit.”

“Aku mengerti.”

Seminggu kemudian

Ini adalah pertama kalinya aku masuk ke gedung sm. Hari ini aku berencana untuk merundingi soal detail kontrak yang akan diambil olehku.

“Senang bisa bertemu denganmu Narsha. Aku sangat mengagumi hasil pekerjaanmu.” Puji seseorang yang baru saja masuk ke runagan dimana aku menunggu

“Terima kasih , itu suatu kehormatan besar bagiku. Anda?”Tanyaku sopan

“Perkenalkan aku Lee Junho , ini kartu namaku.”

Aku melihat kartu nama yang diberikan oleh pria tersebut. Tertulis di kartu nama tersebut Lee Junho direktur eksekulif bagian pemasaran. Jujur saja aku cukup shock , orang yang memiliki pangkat seperti ini sengaja menemui secara langsung seperti ini. Ini termaksud langka

“Saya benar – benar menyukai karya foto anda , benar – benar hidup , dan konsepnya benar – benar out of the box.” Puji Lee Junho lagi

“Anda terlalu memuji. Saya masih belajar. Masih banyak fotografer yang lebih bagus dari saya , saya kira demikian. Tapi terima kasih atas pujiannya.”Kataku merendah.

“Kau sebelumnya di Paris kan? Kenapa sekarang tiba – tiba memutuskan untuk kembali?”

“Aku merasa kesepian , aku merupakan orang yang tidka bisa jauh dari keluarga , makanya aku memutuskan untuk kembali ke korea.”

“Ah begitu oh iya! Ini kontraknya , kamu bisa melihatnya dulu. Kalau ada yang kurang coock kamu bisa menduskisaknnya denganku. Kalau kamu sudah setuju , kamu bisa tanda tangani kontrak itu sekarang juga.”

Aku mengambil kontrak yang diberikan oleh Lee Junho , aku membaca satu – satu. Kontraknya sama saja seperti kontrak – kontrak yang biasa akau lakukan. Hanya nominal uang yang aku terima meningkat dari pada sebelum – sebelumnya.

“Kita akan melakukan dua sesi kan? Outdoor dan indoor?” Tanyaku hati – hati

“Ia. Ada masalah?”Tanya Lee Junho

“Aku tidak memiliki studio sendiri , apakah aku bisa meminjam studio di sinih?”

Aku memang fotografer , tapi aku tidak pernah memiliki studio pribadi. Setiap pemotretan pasti dilakukan di studio tempatku bekerja. Tapi kali ini karena studio tempatku bekerja itu sangat kecil , jadi tidak memungkin untuk memotret seluruh member dari sm town

“Soal itu kami akan mencarikan studio untuk kau gunakan , mungkin tidak disinih. Karena studio kami sedang dalam masa renovasi.”Jelas Lee Junho

Aku mengangguk. Karena semua perjanjian di jelaskan dengan jelas di kertas ini. Maka tanpa ragu aku pun mendatangani kontrak tersebut.

“Soal jadwal aku akan mengirim via email padamu.” Kata Lee Junho yang mengantarku keluar dari kantor sm

“Terima kasih , direktur.” Kataku sopan sambil membungkuk

“Narsha!”

Baru saja aku mau masuk ke dalam taksi , tapi karena Lee Junho memanggilku aku membalikan badanku

“Panggil aku Junho saja.”

“Ah baiklah , Jun…ho?”

“Mungkin kita akan lebih sering bertemu dari sekarang. Jadi kuharap kau bisa mengatasi rasa canggumu padaku.”

Aku masuk ke taksi setelah berpamitan dengan Junho? Sering bertemu denganya? Apakah direktur bagian pemasaran itu sesesenggang itu , sehingga bisa turun tangan langsung? Aneh…

Jujur saja ini pertama kalinya aku bertemu dengan direktur suatu perusahan , biasanya asistent atau orang kepercayaannya yang kutemui , tapi kali ini direktur. Pengalaman baru yang tidak akan kulupakan.

Di dalam taksi aku buru – buru menghubungi Myungsoo , aku berjanji kalau aku sudah selesai menandatangni kotnrak aku akan menghubunginya.

“Direkur sendiri yang langsung datang menemuimu?”Tanya Myungsoo terheran – heran setelah mendengar ceritakku tentang Lee Junho yang langsung memberikan kontraknya padaku.

“Ia , aku juga tidak menyangka kalau aku yang langsung menemuinya. Ini seperti pengalaman baru bagiku.”Jelasku semangat

“Baguslah kalau kau merasa senang , Noona aku tidak bisa lama – lama meneleponmu , menejer sudah menungguku. Aku akan mengirim sms padamu okay?”

“Baiklah.”

Aku duduk di sebuah cafe seorang diri. Sejujurnya aku sedang menunggu seseorang. Tadi saat aku dijalan mau pulang , temanku Jea meneleponku. Ia mengajakku ketemuan , dia mengatakan ada hal penting yang ia ingin katakan. Aku juga tidak tahu hal apa itu , ia tidak menjelaskan apapun , ia hanya memintaku bertemu dengannya.

“Narsha maaf membuatmu menunggu.” Kata Jea yang baru sampai.

“Tidak apa – apa aku juga baru datang. Kau memintaku ketemuan ada hal penting apa?”Tanyaku binggung

“Ah soal itu… aku dengar kamu mendapat kontrak dari sm apakah benar itu?”

“Kau tahu dari mana?”

“Gain yang memberi tahuku. Apakah itu benar?”

Aku mengagguk. Aku , Gain dan Jea kami merupakan teman semejak sma. Aku dan Jea seumur sedangkan Gain lebih tua dari kami 2 tahun , tapi karena ia tidak naik kelas 2 kali , makanya kami berada di angkatan yang sama.

Tapi aku jarang berhubungan dengan Jea sejak ia sibuk memenejemni sebuah boy band. Ia hampir tidak punya waktu karena boy bandnya tersebut.

“Apakah kamu bertemu denganya?”

“Denganya? Denganya siapa?”

“Lee Junho.”

“Ia aku bertemu denganya. Dia direktur bagian pemasaran , aku mendatangi kontrak denganya. Memang kenapa? Kau mengenalnya?”

“Narsha apakah kamu benar – benar tidak ingat siapa lee junho? Lee junho teman sebangku kamu yang selalu kamu bela karena ia suka di jahili teman – temannya.”

Aku mengingat – ngingat teman sebangkuku. Memang teman sebangku waktu sma ada yang bernama Lee Junho tapi mana mungkin….?

“Kau pasti bercanda kan? Tidak mungkin Lee Junho kita , adalah direktur Lee Junho! Direktur Lee Junho itu ganteng dan Lee Junho kita , kau tahu sendiri ia seperti apa dulu.”

“Aku tidak mungkin salah , kalau kau tidak percaya kamu boleh menanyakannya. Awalnya aku juga tidak menyadari kalau itu Lee Junho , sampai ia menyapaku secara langsung dan ia mengatakan kalau ia teman sekelas kita , dan ia menanyakan kabar kamu.”

“Ia menanyakan kabarku?”

“Ia , waktu itu kau sedang ke Paris. Aku juga lupa memberi tahu kamu. Ah sudahlah itu tidak penting! Yang kudengar ia sampai sekarang masih singel. Aku merasa ia masih mencintaimu.”

“Kau gila apa!?! Dari sma kau selalu berpikir ia mencintaiku.”

“Tapi itu memang kenyataan! Ia memang mencintaiku. Waktu dulu aku tidak mendukungmu berpacaran denganya , kau tahu sendiri dulu ia seperti apa. Tapi sekarang kalau kau mau berpacaran dengannya aku menyetujuinnya! Ia ganteng , pekerjaannya mapan , memiliki kedudukan , dan kudengar ia memiliki rumah dan juga apartement. Sebaiknya jangan kehilangan kesempatan ini , langsung tangkap saja!”

“Kau ini tidak berubah yah. Myungsoo tidak akan suka kalau mendengar hal ini.”

“Kau ini , selalu saja dari dulu Myungsoo dan Myungsoo. Kau ini sudah pada saat dimana umur untuk menikah. Kau seharusnya sekarang mencari calon , yah minimal berpacaran dulu. Kau kan tidak pernah punya pengalaman sama sekali dengan berpacaran , karena kau selalu memikirkan myungsoo.”

Aku memikirkan kata – kata Jea memang ada benarnya , seumur hidupku aku tidak pernah berpacaran karena Myungsoo tidak pernah mengiziinkan aku berpacaran. Dna sekarang ini umurku sudah tidak muda lagi sudah kepala 2 , memang ini sudah usia di mana aku harus memulai berpacaran.

Kami mengobrol sampai larut malam , akupun terpaksa pulang telat. Kalau Myungsoo pulang , dan mengetahuinya pulang telat tanpa memberi tahu sebelumnya aku pasti sudah habis di caci maki olehnya.

Myungsoo walaupun kelihatan diam , tapi ia sebenarnya sangat bawel. Apalagi terhadapku. Walaupun aku lebih tua dari padanya , tapi ialah yang lebih suka ngomel – ngomel dari pada aku.

Dari tempatku sekarang aku bisa melihat mobil sedan hitam terparkir di depan rumahku. Apakah Myungsoo datang? Tapi sejak kapan ia memakai mobil sedan hitam? Biasanya ia hanya memakai mobil perusahaanya.

Aku mendekati mobil tersebut. Saat mau mendekat seseorang keluar dari mobil itu. Ia membungkuk menyapaku. Aku membalasnya

“Junho!!? Apa yang kau lakukan disinih?” Kataku kaget

Otomatis aku langsung menutup mulutku. Aku sudah tidak sopan , karena aku mengetahui dia itu siapa , makanya aku jadi menggunakan bahasa sehari – hari. Betapa bodohnya aku.

“Direktur , apa yang kau lakukan disinih?”Tanyaku sekali lagi dengan nada dan tutur kata yang sopan.

“Kenapa kau tiba – tiba berubah seperti itu? Aku tidak keberatan kalau kau berbicara dengan bahasa sehari – hari padaku.”Kata Junho

Aku tersenyum canggung.

“Apakah aku boleh masuk?”

Aku kaget mendengar pertayaan itu. Sebenarnya tidak apa – apa . Tapi kalau ada Myungsoo ia tidak akan suka.

“Tunggu sebentar , aku akan melihat ke dalam kalau – kalau ada adikku. Kalau ada adikku mungkin kau tidak bisa masuk ke dalam. Ia tidak suka dengan tamu , apalagi pria.”

“Baiklah kalau begitu aku akan menunggu disinih.”

Akupun masuk ke dalam rumah. Sepertinya Myungsoo hari ini tidak pulang. Untuk jaga – jaga kau menelepon Myungsoo memastikan ia pulang atau tidak , ternyata ia tidak pulang karena harus latihan untuk drama jepang terbarunya. Baguslah itu artinya aku bisa menerima Junho.

“Junho ayo masuk.” Kataku mempersilahkan Junho.

“Terima kasih.” Kata Junho sopan.

Aku menyiapkan minuman hangat. Junho pasti kedingingan diam di luar

“Minumalah ini , lumayan untuk menghangatkan badan.”

“Teirma kasih.”

“Junho , apakah kau Junho teman sekelasku dulu?”

Tanpa ragu – ragu aku memanyakan itu. Aku tidak ingin berbasa – basi lagi. Lagi pula sebenarnya aku tidak percaya seratus persen apa yang dikatakan Jea , mana mungkin seseorang bisa berubah drastis seperti itu dengan kurung waktu yang tidak lama.

“Dari mana kau tahu itu?”

“Apakah itu benar?”

“Ia. Kau tahu dari mana?”

Mataku membelak. Jujur saja aku tidak percaya. Tapi karena ia sudah mengatakan yang sebenarnya mau tak mau aku percaya. Tapi ini benar – benar tidak masuk akal bagaimana mungkin ia berubah drastis begitu? Apakah ia melakukan operasi plastik atau semacamnya?