Kikwang POV
Kikwang terbangun pagi itu , jam masih menunjukan pukul 3 pagi. Suasana masih gelap. Kikwang ingat benar tadi ia tidur bersama Jiyeon , tapi sekarang Jiyeon tidak ada disampingnya. Kikwang pun keluar dari kamarnya , pelan pelan Kikwang mendengar suara isakan tangis.
Kikwang semakin mendekati suara isakan tangis itu , ia yakin itu suara isakan tangis dari Jiyeon. Ia menangis diruang kerjanya. Pelan – pelan ia membuka ruang kerja Jiyeon , benar saja Jiyeon menangis.
Kikwang mendekati Jiyeon yang menangis “Kau kenapa?”
Jiyeon yang menyadari keberadaan Kikwang , buru buru menghapus air matanya. Ia tampak seperti orang yang kepergok sedang melakukan hal buruk. Kikwang mendekati Jiyeon , ia memeluk Jiyeon dengan hangat.
“Kalau ada masalah kau bisa menceritakan padaku.” Kata Kikwang lembut.
Jiyeon tidak berkata apaun ,tapi ia bisa merasakan dadanya basah , Jiyeon tampak memangis kembali. Kikwang tak mengerti kenapa Jiyeon seperti ini , ia tidak biasanya begini. Tapi Kikwang tidak mau mendesak Jiyeon untuk menejelaskanya , karena Jiyeon tampak tidak ingin menjelaskannya.
Malam itu Kikwang menghabiskan waktu di ruang kerja Jiyeon. Mereka berdua tidur di lantai. Kikwang tidak melepaskan pelukannya dari Jiyeon selama mereka berdua tidur.
“Oppa.” Bisik Jiyeon
Kikwang kaget , ini pertama kalinya Jiyeon menangilnya oppa. Sejak awal bertemu samapai sekarang ini pertama kalinya Jiyeon memangil Kikwang oppa , karena mereka sebenanrya seumur. Penrah Kikwang meminta Jiyeon memanggilnya oppa , tapi ia menolaknya mentah – mentah,
“Ah..” Jawab Kikwang gugup.
“Aku minta satu permintaan pada oppa , aku berharap oppa mau mewujudkannya.” Kata Jiyeon pelan.
“Permintaan apa?”
“Teruslah menjadi bintang. Aku suka oppa yang seperti itu. Jadilah bintang yang selalu membahagiakan banyak orang , menghangatkan banyak orang , dan memberikan mereka harapan.”
“Bukannya kamu tidak suka aku menjadi bintang?”
“Kau tau apa alasan aku menyukaimu? Karena kamu sangat bersinar saat berada dipangugng , dan itu membuatku merasa hangat. Aku tidak seharusnya mengatakan aku tidak suka berhubungan dengamu , karena sejujurnya aku mencintaimu karena kamu seorang bintang.”
“Jadi maksudmu kamu adalah fansku? Fans yang kebetulan beruntung bisa menaklukan hatiku?”
“Bisa dibilang begitu. Jadi aku minta kau kembali menjadi artis. Kalau menyangkut hubungan kita , kupikir kita sebaiknya berteman dahulu. Bukan aku tidak mencintaimu , tapi aku belum yakin kalau harus menjalani hubungan ini secara serius.”
Kikwang tidak menjawab. Ia tahu kalau ia tidak bisa memaksa Jiyeon untuk kembali memperbaiki hubungannya seperti dulu. Ada rasa sakit di hatinya. Tapi ia harus menerima ini semua dengan lapang dada.
Jiyeon POV
Pagi itu Jiyeon terbangun , ia tertidur di ruang kerjanya. Kikwang sudah tidak ada. Hanya ada secari kertas di sampingnya.
Jiyeon kalau kau sudah bangun , mungkin aku sudah terbang ke Jepang. Aku akan mengikuti perkataanmu , aku tidak akan keluar. Aku akan berjalan di jalan ini. Jalan yang kupilih. Aku harap kau tetap mendukungku. Sekarang aku mungkin masih belum sepenuhnya kembali seperti Kikwang yang dulu , jujur saja aku sakit hati dengan penolakanmu. Tapi aku tahu , ini juga tidak mudah bagimu. Aku tahu ini semua salahku , jadi aku akan menerimanya dengan lapang dada. Tapi aku benar – benar tidak akan menyerah. Aku akan membuatmu menjadi milikmu. Hiduplah dengan bahagia , aku akan pulang secepatnya…. –kikwang
Jiyeon tersenyum. Ia tahu Kikwang merasa kecewa pada dirinya. Ia sendiri merasa keputusan yang ia ambil tidak benar. Tapi ia merasa ia butuh itu. Ia butuh waktu , dan ia masih muda ia tidak yakin dengan hubungan yang serius
EPILOG
Junhyung POV
8 tahun lalu sm ent
“Junhyung!”Panggil Hiro
“Ada apa?”Tanya Junhyung mendekati Hiro.
“Ini , Jiyeon membuatkan ini , kau makanlah.”
Junhyung mengambil kotak makanan yang diberikan Hiro “Kau tidak makan?”
“Ini aku ada.”
Junhyung bersama Hiro memutuskan makan bersama di roof top. Karena Junhyung tinggal sendirian di Seoul , ia jarang makanan rumah , sekalinya makan ia diberikan makanan yang enak. Junhyung memakanya dnegan semangat
“Kau kelaparan yah?”Tanya Hiro melihat cara makan Junhyung yang sangat bersemangat
“Aku sudah lama tidak makan , masakan rumah. Dan ini rasanya memang benar – benar enak!” Komentar Junhyung dengna mulut penuh makanan
“Jiyeon pasti akan senang mendengarnya. Ia pasti akan memberimu makanan setiap hari , kalau kau mengatakan makananya enak.”
“Itu pasti akan menyenangkan. Tapi Hiro aku penasaran , kau bilang Jiyeon itu kakak perempuanmu , tapi kenapa kau tidak pernah memanggilnya noona?”
“Aku tidak biasa. Karena perbedaan umur kamu yang tidak terlalu jauh , jadi aku suka memanggilnya nama. Dan malah ia yang memanggilku oppa.”
“Apa kau punya foto Jiyeon? Aku penasaran seperti apa orangnya. Aku belum pernah melihatnya.”
“Ini fotonya.”
Junhyung melihat sesosok gadis yang sedang berpose di tepi pantai , senyuma yang manis. Itulah yang Junhyung liat pada sosok gadis bernama Jiyeon.
“Cantik bukan?”Tanya Hiro dengan membanggaa
Junyung mengangguk “Ia memiliki senyuman yang manis.”
“Kalau kau mau aku bisa mengenalkanmu padanya. Aku akan senang kalau kau bisa pacaran dengannya.”
Junhyung tertawa mendengar komentar Hiro , dan sekali lagi ia melihat foto Jiyeon. Senyuman secantik itu , mana mungkin bisa ia bisa tidak suka melihat gadis dengan senyuman secantik itu?
Hari itu Junhyung dan Hiro selesai latihan lebih awal. Tapi karena Junhyung tidak bisa pulang kerumah ia pun menginap di studio . Dari balkon studio ia bisa melihat teman – temanya yang satu persatu pulang
Ia juga melihat Hiro yang berjalan dengan Jiyeon. Itu pemandangan lumrah. Junhyung berani bertaruh Jiyeon sangat menyangin Hiro , karena ia melihat mereka pulang bersama setiap hari. Dan setiap jam istirahat pasti Jiyeon mengantarkan makanan untuk Hiro.
Dalam hati kecil Junhyung , Junhyung iri dengan Hiro. Ia mendapatkan kasih sayang yang luar biasa. Sedangkan ia merasa kesepain karena jauh dari keluarganya.
8 Tahun kemudian Sukira Radio
Mata Junhyung terpaku pada seorang gadis yang sedang tersenyum bersama Eunhyuk di studio Sukira. Junhyung yakin sekali ia pernah melihat senyuman secantik itu dimana. Tapi itu kali pertama Junhyung bertemu gadis itu.
“Hyung perempuan itu siapa?”Tanya Junhyung pada Leeuteuk
“Dia? Dia penulis disinih. Kau mengenalnya?”Tanya Leeuteuk kembali
“Aku tidak yakin , tapi aku seperti pernah bertemu dengannya.”
“Dia itu sudha lama disinih , namanya Jiyeon. Mungkin kau sering melihatnya mondar mandir di studio.”
“Mungkin juga.”
Junhyung terus memperhatikan waita yang bernama Jiyeon itu. Ia yakin ia pernah bertemu dengan wanita itu disuatu tempat. Tapi ia tidak ingat sama sekali dimana.
Karena saking penasaran Junhyung menghampiri wanita yang bernama Jiyeon “Permisi , apa kau bernama Jiyeon?”
Wanita bernama Jiyeon itu membalik , ia tersenyum “Iya benar , ada yang bisa saya abntu?”
“Tidak , sebenarnya ada yang ingin kutanyakan padamu. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Aku merasa kau familiar untukku , terutama senyumanmu.”
Junhyung bisa mleihat Jiyeon kebingungan , ia agak salah tingkah. Junhyung pun salah tingkah karena ia tidak yakin , dan tampak Jiyeon sendiri terkejut mendengar pernyataan Junhyung
“Maaf tapi aku tidak mengenalmu.”Tanya Jiyeon merasa bersalah
“Ah tidak apa – apa , mungkin aku yang salah.” Kata Junhyung malu – malu