Archive for the ‘My Love Is So Beast!’ Category

Kikwang POV

Kikwang terbangun pagi itu , jam masih menunjukan pukul 3 pagi. Suasana masih gelap. Kikwang ingat benar tadi ia tidur bersama Jiyeon , tapi sekarang Jiyeon tidak ada disampingnya. Kikwang pun keluar dari kamarnya , pelan pelan Kikwang mendengar suara isakan tangis.

Kikwang semakin mendekati suara isakan tangis itu , ia yakin itu suara isakan tangis dari Jiyeon. Ia menangis diruang kerjanya. Pelan – pelan ia membuka ruang kerja Jiyeon , benar saja Jiyeon menangis.

Kikwang mendekati Jiyeon yang menangis “Kau kenapa?”

Jiyeon yang menyadari keberadaan Kikwang , buru buru menghapus air matanya. Ia tampak seperti orang yang kepergok sedang melakukan hal buruk. Kikwang mendekati Jiyeon , ia memeluk Jiyeon dengan hangat.

“Kalau ada masalah kau bisa menceritakan padaku.” Kata Kikwang lembut.

Jiyeon tidak berkata apaun ,tapi ia bisa merasakan dadanya basah , Jiyeon tampak memangis kembali. Kikwang tak mengerti kenapa Jiyeon seperti ini , ia tidak biasanya begini. Tapi Kikwang tidak mau mendesak Jiyeon untuk menejelaskanya , karena Jiyeon tampak tidak ingin menjelaskannya.

Malam itu Kikwang menghabiskan waktu di ruang kerja Jiyeon. Mereka berdua tidur di lantai. Kikwang tidak melepaskan pelukannya dari Jiyeon selama mereka berdua tidur.

“Oppa.” Bisik Jiyeon

Kikwang kaget , ini pertama kalinya Jiyeon menangilnya oppa. Sejak awal bertemu samapai sekarang ini pertama kalinya Jiyeon memangil Kikwang oppa , karena mereka sebenanrya seumur. Penrah Kikwang meminta Jiyeon memanggilnya oppa , tapi ia menolaknya mentah – mentah,

“Ah..” Jawab Kikwang gugup.

“Aku minta satu permintaan pada oppa , aku berharap oppa mau mewujudkannya.” Kata Jiyeon pelan.

“Permintaan apa?”

“Teruslah menjadi bintang. Aku suka oppa yang seperti itu. Jadilah bintang yang selalu membahagiakan banyak orang , menghangatkan banyak orang , dan memberikan mereka harapan.”

“Bukannya kamu tidak suka aku menjadi bintang?”

“Kau tau apa alasan aku menyukaimu? Karena kamu sangat bersinar saat berada dipangugng , dan itu membuatku merasa hangat. Aku tidak seharusnya mengatakan aku tidak suka berhubungan dengamu , karena sejujurnya aku mencintaimu karena kamu seorang bintang.”

“Jadi maksudmu kamu adalah fansku? Fans yang kebetulan beruntung bisa menaklukan hatiku?”

“Bisa dibilang begitu. Jadi aku minta kau kembali menjadi artis. Kalau menyangkut hubungan kita , kupikir kita sebaiknya berteman dahulu. Bukan aku tidak mencintaimu , tapi aku belum yakin kalau harus menjalani hubungan ini secara serius.”

Kikwang tidak menjawab. Ia tahu kalau ia tidak bisa memaksa Jiyeon untuk kembali memperbaiki hubungannya seperti dulu. Ada rasa sakit di hatinya. Tapi ia harus menerima ini semua dengan lapang dada.

Jiyeon POV

Pagi itu Jiyeon terbangun , ia tertidur di ruang kerjanya. Kikwang sudah tidak ada. Hanya ada secari kertas di sampingnya.

Jiyeon kalau kau sudah bangun , mungkin aku sudah terbang ke Jepang. Aku akan mengikuti perkataanmu , aku tidak akan keluar. Aku akan berjalan di jalan ini. Jalan yang kupilih. Aku harap kau tetap mendukungku. Sekarang aku mungkin masih belum sepenuhnya kembali seperti Kikwang yang dulu , jujur saja aku sakit hati dengan penolakanmu. Tapi aku tahu , ini juga tidak mudah bagimu. Aku tahu ini semua salahku , jadi aku akan menerimanya dengan lapang dada. Tapi aku benar – benar tidak akan menyerah. Aku akan membuatmu menjadi milikmu. Hiduplah dengan bahagia , aku akan pulang secepatnya…. –kikwang

Jiyeon tersenyum. Ia tahu Kikwang merasa kecewa pada dirinya. Ia sendiri merasa keputusan yang ia ambil tidak benar. Tapi ia merasa ia butuh itu. Ia butuh waktu , dan ia masih muda ia tidak yakin dengan hubungan yang serius

EPILOG

Junhyung POV

8 tahun lalu sm ent

“Junhyung!”Panggil Hiro

“Ada apa?”Tanya Junhyung mendekati Hiro.

“Ini , Jiyeon membuatkan ini , kau makanlah.”

Junhyung mengambil kotak makanan yang diberikan Hiro “Kau tidak makan?”

“Ini aku ada.”

Junhyung bersama Hiro memutuskan makan bersama di roof top. Karena Junhyung tinggal sendirian di Seoul , ia jarang makanan rumah , sekalinya makan ia diberikan makanan yang enak. Junhyung memakanya dnegan semangat

“Kau kelaparan yah?”Tanya Hiro melihat cara makan Junhyung yang sangat bersemangat

“Aku sudah lama tidak makan , masakan rumah. Dan ini rasanya memang benar – benar enak!” Komentar Junhyung dengna mulut penuh makanan

“Jiyeon pasti akan senang mendengarnya. Ia pasti akan memberimu makanan setiap hari , kalau kau mengatakan makananya enak.”

“Itu pasti akan menyenangkan. Tapi Hiro aku penasaran , kau bilang Jiyeon itu kakak perempuanmu , tapi kenapa kau tidak pernah memanggilnya noona?”

“Aku tidak biasa. Karena perbedaan umur kamu yang tidak terlalu jauh , jadi aku suka memanggilnya nama. Dan malah ia yang memanggilku oppa.”

“Apa kau punya foto Jiyeon? Aku penasaran seperti apa orangnya. Aku belum pernah melihatnya.”

“Ini fotonya.”

Junhyung melihat sesosok gadis yang sedang berpose di tepi pantai , senyuma yang manis. Itulah yang Junhyung liat pada sosok gadis bernama Jiyeon.

“Cantik bukan?”Tanya Hiro dengan membanggaa

Junyung mengangguk “Ia memiliki senyuman yang manis.”

“Kalau kau mau aku bisa mengenalkanmu padanya. Aku akan senang kalau kau bisa pacaran dengannya.”

Junhyung tertawa mendengar komentar Hiro , dan sekali lagi ia melihat foto Jiyeon. Senyuman secantik itu , mana mungkin bisa ia bisa tidak suka melihat gadis dengan senyuman secantik itu?

Hari itu Junhyung dan Hiro selesai latihan lebih awal. Tapi karena Junhyung tidak bisa pulang kerumah ia pun menginap di studio . Dari balkon studio ia bisa melihat teman – temanya yang satu persatu pulang

Ia juga melihat Hiro yang berjalan dengan Jiyeon. Itu pemandangan lumrah. Junhyung berani bertaruh Jiyeon sangat menyangin Hiro , karena ia melihat mereka pulang bersama setiap hari. Dan setiap jam istirahat pasti Jiyeon mengantarkan makanan untuk Hiro.

Dalam hati kecil Junhyung , Junhyung iri dengan Hiro. Ia mendapatkan kasih sayang yang luar biasa. Sedangkan ia merasa kesepain karena jauh dari keluarganya.

8 Tahun kemudian Sukira Radio

Mata Junhyung terpaku pada seorang gadis yang sedang tersenyum bersama Eunhyuk di studio Sukira. Junhyung yakin sekali ia pernah melihat senyuman secantik itu dimana. Tapi itu kali pertama Junhyung bertemu gadis itu.

“Hyung perempuan itu siapa?”Tanya Junhyung pada Leeuteuk

“Dia? Dia penulis disinih. Kau mengenalnya?”Tanya Leeuteuk kembali

“Aku tidak yakin , tapi aku seperti pernah bertemu dengannya.”

“Dia itu sudha lama disinih , namanya Jiyeon. Mungkin kau sering melihatnya mondar mandir di studio.”

“Mungkin juga.”

Junhyung terus memperhatikan waita yang bernama Jiyeon itu. Ia yakin ia pernah bertemu dengan wanita itu disuatu tempat. Tapi ia tidak ingat sama sekali dimana.

Karena saking penasaran Junhyung menghampiri wanita yang bernama Jiyeon “Permisi , apa kau bernama Jiyeon?”

Wanita bernama Jiyeon itu membalik , ia tersenyum “Iya benar , ada yang bisa saya abntu?”

“Tidak , sebenarnya ada yang ingin kutanyakan padamu. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Aku merasa kau familiar untukku , terutama senyumanmu.”

Junhyung bisa mleihat Jiyeon kebingungan , ia agak salah tingkah. Junhyung pun salah tingkah karena ia tidak yakin , dan tampak Jiyeon sendiri terkejut mendengar pernyataan Junhyung

“Maaf tapi aku tidak mengenalmu.”Tanya Jiyeon merasa bersalah

“Ah tidak apa – apa , mungkin aku yang salah.” Kata Junhyung malu – malu

 

Kikwang POV
Sudah hampir 2 Jam Kikwang duduk di sebuah cafe di Hongdae. Hot Chocolate yang dipesannya juga sudah tidak panas lagi.  Tak ada yang mengenalinya sejauh ini , ia bersyukur. Karena itulah yang ia inginkan sekarang , tidak ada yang lain.
Untuk pertama kalinya Kikwang memutuskan melihat handphonenya yang ia lantarkan. Ia lantas kaget ketika melihat handphonenya , ia mendapatkan 59 panggilan tidak terjawab dari Jiyeon. Baru saja mau mencoba mendnegarkan voice mall dari Jiyeon , teleponnya usdah berbunyi lagi.
“Ada apa , Junhyung?”Tanya Kikwang mengangkat teleponnya
“Kau ada dimana? Jiyeon mencarimu sedari tadi.”Jelas Junhyung
“Aku sedang ada di cafe di daerah Hongdae.”
“Sebaiknya kau cepat hubungi Jiyeon , dia mencarimu sedari tadi.”
Kikwang tidak menjawab , ia langsung mematikan teleponnya. Ia tidak mengerti sama eskali , mengapa Jiyeon mencarinya sampai seperti ini. Bukannya ia sudah menolaknya?
Apa ini karena ia menitipkan cincin? Tapi ia tidak merasa ada yang salah dengna itu , walaupun ia menyimpannya tidak akan berguna , karen aitu adalah cincin ukuran Jiyeon. Dan ia berpiki rmungkin kalau ia memberikan itu pada Jiyeon lebih berguna.
“Hallo Jiyeon ada apa?”Tanya Kikwang mengangkat teleponnya yang baru saja berbunyi.
“Hallo , kau ada dimana?”Tanya Jiyeon , suaranya terputu – putus
“Aku ada disebuah cafe di Hongdae.”
“Baiklah , kalau begitu oppa disanah saja. Aku akan kesanah.”
Jiyeon langsung memutuskan teleponnya. Kikwang tampak binggung. Kenapa dengan Jiyeon? Kenapa suaranya putus – putus? Kenapa ia berusaha mencarinya? Ini aneh.
Karena Hot chocolate Kikwang sudah dingin , ia memutuskan untuk memsan minuman lagi , baru saja ia mau beranjak berdiri Jiyeon sudah ada di hadapannya. Ia terlihat kelelahan. Kikwang pun membantu Jiyeon duduk , dan membelikannya green tea lattle favorite Jiyeon.
“Kau kenapa?”Tanya Kikwang heran meliha Jiyeon yang kelihatan kelelahan.
“Aku mencarimu , sejak dari tadi…” Jawab Jiyeon masih sambil menyesuaikan nafasnya.
“Kau tampak buruk.”
“Tentu saja tidak ada yang lebih buruk dari hari ini , aku berlari seperti orang gila dari lantai 10 , menggunakan tangga dan dari kantorku belari mengitar Hondae , dan akhirnya aku kemari. Itu gila.”
Kikwang diam , ia tidak berkomentar apa lagi. Yang dikatakan Jiyeon memang gila , turun dari lantai 10 dengan tangga , mengelilingi Hongdae , dan berakhir disinih. Tapi untuk apa Jiyeon melakukan itu semua?
“Kenapa kau langsung tau kalau ini aku?”Tanya Kikwang tiba – tiba penasaran.
“Aku tahu , karena aku ini mantan pacar kamu tahu.” Jawab Jiyeon kesal.
“Apakah kalau aku bersembunyi di antara ribuan orang , kau akan tetap mengenaliku?”
“Tentu saja , aku selama ini bersamamu , pasti aku tahu kamu.”
Kikwang tersenyum mendengar jawaban Jiyeon. Tanpa mengatakan apapun ia tersenyuum sambil mengelus kepala Jiyeon. Jiyeon tampak biasa saja, tidak merespon untuk menolak.
“Ada apa kau mencariku?”Tanya Kikwang lagi
“Ah! Aku hampir lupa!” Jiyeon tampak panik , ia melihat jam.
Kikwnag kebinggungan melihat tingkah Jiyeon yang tiba – tiba panik.
“Aku harus pergi sekarang.” Kata Jiyeon masih panik.
“Bukannya kau kesinih untuk mencariku , kenapa kau sekarang mau pulang?”
“Sudah mau jam siaran! Aku sudah janji aku akan kembali sembelum siaran. Ayo kau ikut aku.”
Jiyeon menarik tangna Kikwang. Mereka berlarian di Hongdae. Beberapa pasang mata yang mereka jumpai di jalan melihat merkea , yang berlarian seperti orang dikejar – kejar.
“Kau tunggu disinih yah , aku akan kerja dulu. Nanti aku akan kembali lagi.” Kata Jiyeon saat mereka sampai di kantor Jiyeon.
“Aku menunggu di kantormu?”Tanya Kikwang
“Kau tidak boleh pergi kemanapun , awas kalau kau pergi!”
Kikwang duduk di kantor Jiyeon. Sudah berkali – kali Kikwang ke kantor Jiyeon. Tapi ia tidak pernah mengamati kantor Jiyeon sama sekali. Ini pertama kalinya , mungkin ini buruk. Yah sangat buruk , bagi yang sudah berpacaran selama 2 tahun , ruangan kerja yang sering dimasuki tapi tidak pernah di perhatikan olehnya. Ini bukan yang terburuk. Ia adalah pria yang sangat buruk , dalam memperlakukan pacar yang ia cintai.
Jiyeon POV
Begitu selesai siaran Jiyeon buru – buru menuju kantornya. Kikwang masih menunggunya , ia membaca buku di kantor Jiyeon
“Kau masih suka membaca buku seperti ini?”Tanya Kikwang sambl menunjukan buku seri twilight yang baru saja dibacanya juga.
“Itu hiburan sendiri bagiku.” Jawab Jiyeon sambil mengambil buku twilight dari tangan Kikwang.
“Kantormu tidak seperti dulu.”
“Tentu saja , aku belum membawa yang kuperlukan ke kantorku sekarnag ini , makanya masih kosong. Ah aku hampir lupa , aku mau menanykana sesuatu padamu.”
“Tentang apa?”
“Apa benar kau keluar dari b2st?”
Kikwang tidak menjawab. Ia malah sibuk melihat buku – buku novel Jiyeon yang ditaruh Jiyeon tepat disamping Jiyeon tepat disebelah sofa dimana Kikwang duduk.
“Apa yang harus kujawab?” Kikwang malah balik menanykan hal tersebut.
“Apa alasanya kau keluar? Bukannya menjadi artis itu impianmu? Mengapa kamu menyerah sekarang?”
Kikwang tetap sibuk melihat – lihat buku. Ia tampak tidak menghiraukan Jiyeon. Alhasil Jiyeon menghampiri Kikwang dan duduk disebelanya menjauhkan buku – buku itu dari Kikwang
“Tolong jawab aku.” Kata Jiyeon kesal
“Apa yang harus kujawab? Apakah aku harus mengatakan apa yang kurasakan sekarang? Kalau begitu baik , aku merasakan walaupun aku menjadi artis , behasil mewujudkan impianku. Tanpamu aku tidak bisa bahagia.
Selama 2 tahun , aku mencoba mati – matian berusaha menjadi pria yang layak untukmu , mencoba menghentikan kamu dari pikiranku , tapi apa nyatanya? Aku tidak bisa , kau selalu ada di pikiranku. Aku selalu memikirkanpun tiap detik selama 2 tahun.Aku rasa aku sudah gila , aku tanpamu? Aku tidak bisa melakukan itu.”
Jiyeon terdiam , ia pernah berpikir kalau itu karena dia. Keluarnya Kikwang itu karena dirinya , tapi ia tidak pernah berpikir kalau 2 tahun yang lalu Kikwang menajalni hidup lebih berat dari pada dirinya.
“Kenapa kau diam sekarang?”Tanya Kikwang
“Apa kau sudah makan?”Tanya Jiyeon mecoba mengalihkan pembicaran
“Belum , aku ingin makan masakanmu.”
“Baiklah , ayo kita pulang.”
Selama perjalanan Jiyeon dan Kikwang tidak berbicara sama sekali. Jiyeon tetap memikirkan tentang Kikwang , ia memikirkan bagaimana cara membujuk Kikwang supaya ia mengurungkan niatnya untuk mengudnurkan diri.
“Aku tidak punya daging , tidak apa – apa?” Tanya Jiyeon ketika melihat kulkas hanya ada sayur tidak ada daging
“Tidak apa – apa , terserah kau saja.” Kata Kikwang.
Jiyeonpun mengeluarkan semua sayur yang ada di kulkasnya. Jujur saja Jiyeon tidak tahu apa yang akan dimasaknya sekarang. Karena dengan hanya ada sayur pak coy dan telur? Makanan korea apa yang bisa ia buat?
Akhirnya ia memutuskan untuk membuat makanan indonesia , super gampang , super simple , dan bisa ia masak hanya menggunakan dengan pak coy dan telur. Apa itu? Nasi goreng. Ia juga tidak tahu apa Kikwang menyukainya atau tidak , tapi semoga ia menyukainya.
Junhyung POV
Malam itu Junhyung tidak bisa tidur sama sekali. Ia memikirkan Jiyeon , apakah Jiyeon sudha menemui Kikwang? Kikwang pun sampai sekarang belum pulang. Apa mereka sudah bertemu? Itulah yang Junhyung pikirkan hingga ia tidak bisa tidur.
“Hyung kau mau kemana?”Tanya Dongwoon yang melihat Junhyung keluar dari ranjangnya.
“Aku tidak bisa tidur , aku mau jalan – jalan dulu sebentar. Mau mencari udara segar.” Jawab Junhyung asal.
Junhyung menggati pakaiannya , dan saat mau beranjak pergi ia melihat Doojoon masih belum tidur. Ia sedang di dapur , entah apa yang dia lakukan. Karena Junhyung penasaran , iapun menghampiri Doojoon.
“Hyung kau sedang apa?”Tanya Junhyung penasaran
“Ah siapa ini??”Tanya Doojoon , ia mabuk.
Doojoon yang mau berdiri , hampir jatuh karena keseimbangannya hilang. Untung Junhyung cepeat bertindak ia pun memapah Doojoon . Ia membantu Doojoon untuk ke duduk di sofa.
Doojoon benar – benar minum arak dengan banyak. Karena dair jarak berapa meter pun Junhyung bisa mencium bau arak yang sangat menyengat dari tubuh Doojoon. Doojoon pasti sekarang ini melalui masa – masa yang berat.
“Hyung , kau tidak seharusnya minum sebanyak ini. Kaukan tidak kuat minum.” Tegur Junhyung.
Doojoon tampak sudah tidak ada sadarkan diri. Akhirnya Junhyungpun membantu Doojoon untuk istirahat , karena ranjang Doojoon sebenanrya ada di atas , dan sulit membuat Doojoon naik ke atas , karena mabuk berat. Maka Junhyung meminjamkan ranjangnya pada malam ini. Walaupun ia pribadi tidak suka ranjangnya di tiduri orang lain.
Member lain tampak masih tidur pulang. Junhyung cukup kerepotan menangani Doojoon yang mabuk berat. Setelah membantu Doojoon istirahat di ranjangnya , Junhyungpun pergi. Karena tidak bisa tidur mengkawatirkan Jiyoen , Junhyungpun menuju apartement Jiyeon.
“Junhyung , kenapa kau malam – malam kesinih?”Tanya Jiyeon yang melihat Junhyung bertamu di rumahnya.
“Aku mengkawatirkanmu , apa kau sudah bertemu dengan Kikwang?”Tanya Junhyung cemas
“Ia sudah , ia ada disinih.”
“Dimana ia?”
“Sedang mandi , masuk dulu. Aku akan membuatkan minum.”
“Tidak perlu , aku hanya ingin memastikan kalau kau baik – baik saja. Syukurlah kau sudah bertemu dengan Kikwang.”
“Kau benaran mau langsung pulang?”
Junhyung menggangguk. Ia tidak akan mungkin bisa bertahan lama dekat – dekat dengan Jiyeon , kalau Jiyeon sedang bersama Kikwang. Karena sampai saat ini ia masih mencintai Jiyeon.
“Junhyung!”Panggil Jiyeon saat Junhyung baru saja mau masuk mobil.
Junhyungpun berbalik “Ada apa Jiyeon?”
“Aku hanya mau minta maaf.”
“Untuk apa?”
“Selama ini aku berpura – pura tidak tahu , tapi aku yakin aku telah sering menyakiti perasaanmu. Aku sadar benar akan hal itu. Aku mau minta maaf. Tapi aku….”
“Sudahlah tidak usah dipikirkan. Dari awal aku sudah tahu kalau mencintaimu akan menyakitkan seperti ini. Tapi aku membiarkannya , karena jujur saja aku menikmatinya , aku menikmati bisa mencintai gadis sepertimu.”
Junhyung tidak tahu kalau itu terdengar seperti gombalan , atau apapun. Tapi itulah yang ia rasakan. Walaupun ia mencintai Jiyeon yang tidak pernah melihat dirinya , tapi ia menyukainya.
Yah , alasan kenapa ia bisa bertahan selama itu mencintai Jiyeon , karena ia menikmati cinta itu. Walaupun menyaktikan , tapi ia menikmati dan menyukai cinta yang seperti itu.
“Aku benar – benar minta maaf.”Ucap Jiyeon menyesal.
“Sudahlah tidak apa – apa; Aku hanya harap kamu bahagia saja.”
Junhyung memberikan pelukannya pada Jiyeon. Setelah itu ia pun meninggalkan apartement Jiyeon. Sakit memang perasaan Junhyung , tapi ini adalah jalan yang ia pilih.
Kikwang POV
Kikwang baru saja mandi , ia mencari – cari Jiyeon di apartementnya , tapi ia tidak bisa menemukan Jiyeon dimanapun. Kemana sebenarnya Jiyeon pergi? Soalnya ia butuh baju ganti.
Kikwag pun masuk keruang kerja Jiyeon , biasanya Jiyeon diruang kerjanya ia akan menyimpan baju yang biasa ia buat , dan biasanya ada beberapa baju pria yang terkadang bisa ia gunakan.
Tak berapa lama ia mencari baju , ia akhirnay menuakan baju. Ia sama sekali tidak memperhatikan baju itu awalnya tapi setelah ia perhatikan lama – lama ini tidak seperti baju baru. Itu artinya ini bukan baju buatan Jiyeon.
“Hiro?”Panggil Jiyeon
Kikwang menoleh , ia tampak binggung kenapa Jiyeon memanggil dengan nama lain. Wajah Jiyeon tampak pucat pasi. Kikwang mendekati Jiyeon.
“Kau tidak apa – apa?”Tanya Kikwang
“Tidak… Kau kenapa mengenakan baju ini?”Tanya Jiyoen gelagapan.
“Hanya baju ini yang bisa kutemukan , dan muat.”
“Aku akan mencairkan baju yang lain , kau lepaskan baju ini dulu.”
Kikwang binggung , kenapa Jiyeon bertingkah seperti itu. Tapi Kikwang menuruti apa yang diminta Jiyeon. Ia tidak bertanya apapun mengenai perilaku aneh Jiyeon.
“Aku akan pulang sekarang.” Kata Kikwang setelah menggati bajunya.
Jiyeon tidak menjawab sambil memandangai baju yang dipegangnya sekarang , iamenangguk lemas. Kikwang tidak mengerti kenapa Jiyeon berpelaku seperti itu , ia sedikit cemas juga
“Kau baik – baik saja?”Tanya Kikwang cemas
“Aku baik – baik saja.” Jawab Jiyeon pelan
Kikwang semakin yakin kalau Jiyeon tidak baik – baik saja. Dengan keadaan seperti ini , mana bisa ia meninggalkan Jiyeon?
“Bolehkah aku menginap disinih?” Tanya Kikwang sambil memelek Jiyeon
Jiyeon tak menajwab. Tapi Kikwang bisa merasakan dadanya basah. Jiyeon menangis. Kikwang memeluk Jiyeon semakin erat. Ini pertama kalinya ia melihat Jiyeon menangis. Dalam hati Kiwkang sebenarnya gugugp bukan main. Ia tak tahu apa yang harus ia perbuat sekarang.
Jiyeon POV
Air matanya mengalir begitu saja , waktu Kikwang memeluknya. Ia tak mengingkan itu , tapi air matanya mengalir. Ia , ia melihat sosok Hiro pada diri Kikwang , dan itulah yang membuat Jiyeon sedih.
Ini bukan pertama kalinya ia melihat sosok Hiro , adik semata wayang yang ia sayangin pada diri Kikwang. Sejak awal ia melihat sedikit banyak kesamaan Kikwang dengna Jiyeon. Apakah itu sebabnya ia bisa menerima Kikwang dari pada Junhyung?
Entahlah… Ia sendiri tidak tahu. Tapi saat tadi Kikwang mengenakan pakaian Hiro. Ia benar – benar mirip. Kematian Hiro memang sudah lama , tapi pedih yang rasakan Jiyeon tidak bisa hilang.
“Apakah kamu tidak bisa mengurungkan niatmu untuk keluar dari b2st?” Tanya Jiyeon pelan.
“Kenapa kau menanyakan hal itu?” Tanya Kikwang penasaran
“Aku hanya ingin kamu tahu , kamu adalah yang terbaik saat kamu di panggung. Kmau sangat bercahaya saat di panggung , bahkan melebihi bintang.”
“Walaupun kau tidak bisa menyentuhnya , apa tidak apa – apa?”
Jiyeon terdiam. Ia mengerti benar maksud Kikwang. Yah itulah yang ia katakan , alasan mengapa ia menolak Kikwang adalah karena ia seorang bintang , yang sulit ia raih. Dan sekarang ia malah meminta Kikwang menjadi bintang itu lagi? Apa sebenarnya yang ia inginkan?
“Jadi pada akhirnya ini karena aku.” Komentar Jiyeon
Kikwang tidak mengomentari apa yang Jiyeon katakakan. Ia hanya diam. Mereka sama – sama diam sambil duduk di sofa ruang tamu.
“Apa yang sedang kau pikirkan?”Tanya Kikwang
“Aku tidak tahu , aku memikirkan banyak hal dalam waktu yang bersamaan , membuatku binggung sebenarnya apa yang kupikirkan.” Jawab Jiyeon jujur
Kikwang sontak tertawa mendengar jawaban Jiyeon. Jiyeon hanya diam , ia tidak mengerti dimana titik lucu jawaban Jiyeon , karena itu memang yang ia rasakan.
“Berhentilah  berpikir , dan nikmati saja kebersamaan kita.” Bisik Kikwang.
Kikwang mencoba membuat Jiyeon menoleh padanya dan saat itu Kikwang mencium bibir Jiyeon. Ia bisa merasakan itu , hangat dan terakdang ia juga bisa meraskaan Kikwang menciumnya dengan ‘membabi buta’.
Awalnya Jiyeon sama sekali tidak membalas ciuman Kikwang , ia hanya diam terpaku. Tapi karena lama – lama Kikwang ‘memaksa’ Jiyeon pun membalas ciuman Kikwang tersebut.
“Apa karena kita sudah lama tidak ciuman kau jadi payah begini?” Goda Kikwang , ketika mengakhiri ciumannya.
Wajah Jiyeon memerah. Tentu saja bukan karena ia sudah lama tidak ciuman dengan Kikwang , ia jadi payah. Tapi karena Kikwang yang menciumnya  ‘berlebihan’

 

 

 

Jiyeon POV
Semalam Jiyeon tidak bisa tidur sama sekali. Ia memikirkan perkataan Kikwang semalaman. Bagaimana mungkin tidak bisa dipikirkan , selama ini Jiyeon berusaha  mati – matian untuk membenci Kikwang , melupakannya. Tapi saat Kikwang berkata seperti itu , semuanya seperti hilang. Rasa benci dan raa ingin melupakan digantikan dengan perasaan senagn , dan rasa rindu yang meluap – luap.
“Halo Kojiro ada apa?”Tanya Jiyeon sambil mengangkat teleponnya
“Kau sudha bangun , aku sudah ada di bawah , aku ingin mengajak kamu jalan – jalan kau mau kan?”Pinta Kojiro.
“Eum… tapi aku belum beres – beres sama sekali. Kau tunggu sebentar aku beres – beres nanti aku kebawah.”
“Baiklah.”
Baru saja Jiyeon mau masuk kamar mandi , bel pintu kamarnya sudah berbunyi. Jiyeon melihat siapa yang membelnya. Kikwang? Mau apa lagi dia? Jiyeon membuka pintu kamarnya sedikit hanya agar bisa kepalanya keluar saja
“Kau mau apa?”Tanya Jiyeon
“Aku mau mengajakmu jalan – jalan.” Jawab Kikwang santai
“Tapi aku sudah janjian dnegan temanku , dia sudah menungguku dibawah. Kami akan jalan – jalan.”
“Kalau begitu aku ikut bersama kalian.”
Jiyeon memandang Kikwang heran. Tapi Kikwang tampak yakin dengna perkataannya. Akhirnya Jiyeonpun mengiyakan , ia menyuruh Kikwang untuk menunggunya beres – beres dahulu , dikamarnya.
Tak lama Jiyeon keluar dari kamarnya. Kikwang sudah menunggunya. Jiyeon tampak kaget dengan penampilan Kikwang yang sama sekali tidak mencoba menutupi penampilannya sama sekali.
“Kau tidak memakai masker , kacamata , ataupun topi?”Tanya Jiyeon heran
“Sudahlah , tidak usah. Aku sudah lelah bersembunyi juga.”Jawab Kikwang santai.
“Aku rasa itu bukan ide baik , walaupun kau lelah .Tapi ini bukan ide yang baik sama sekali. Pakailah perlengkapanmu itu.  Aku tidak mau terjadi sesuatu hal yang tidak meneyangkan.”
Akhirnya karena Jiyeon memaksa Kikwang , Kikwang mau mengenakan masker dan topinya. Merekapun berjalan bersama kebawah. Kojiro sudah menanti mereka. Jiyeon mengenalkan Kikwang dan Kojiro satu sama lain.
“Sepertinya kau pernah melihat orang ini.” Kometnar Kojiro sambil memperhatikan Kikwang mendetail.
“Mungkin kau salah orang.” Jawab Jiyeon bohong
“Mungkin juga.”
Mereka berjaln – jalan bertiga , mengeliling shibuya , beberapa kuil – kuil di Tokyo dan juga tak lupa mampir ke menara Tokyo. Dan yang paling Jiyeon sukai adalah menara Tokyo , karena pemandangnaya snagat bagus.
Ia juga suka dengan gaya berpakaian orang Jepang yang berani menunjukan jati mereka sendiri , tanpa takut orang dengan komentar orang lain. Dan selama perjalanan hari ini , tak ada satu orangpun yang mengenal Kikwang. Mungkin karena beberapa faktor , faktor utamanya adalah b2st belum seterkenal di korea , saat di jepang. Karena mereka baru memulai debut mereka di Jepang baru  – baru ini. Dan
“Hari ini benar – benar menyenagkan , terima kasih Kojiro.”Kata Jiyeon setibanya di hotel
“Iya , sama – sama. Besok apa kau punya acara lain? Kalau tidak aku bisa mengantarmu berjalan – jalan.” Tawar Kojiro
“Besok aku dan dia akan pergi bersama.” Jawab Kikwang cepat
Jiyeon memelototi Kikwang , sejak kapan mereka berjanji untuk berjalan bersama besok hari?
“Ah baiklah kalau begitu , aku tidak akan kemari besok. Tapi kalau ada perubahan rencan kau bisa meneleponku.” Kata Kojiro
“Terima kasih Kojiro.” Kata Jiyeon sambil membungkuk tanda terima kasih.
“Apa maksudnya kau berkata kita akan berjalan – jalan berdua besok?”Tanya Jiyeon amrah sepeninggalan Kojiro
“Memang benar , aku besok akan mengajakmu makan malam. Kau tidak boleh menolaknya.” Kata Kikwnag tegas lantas setelah berkata seperti itu dia meninggalkan Jiyeon di loby hotel.
Kikwang POV
“Kau sudah menaruhnya di kamar itu kan?”Tanya Kikwang pada salah seorang petugas hotel
“Sudah.” Jawab petugas hotel tersebut.
Kikwang tersenyum senang , sambil memberikan tips pada petugas hotel tersebut. Ini adalah kesempatan Kikwang untuk mendapatkan hati Jiyeon kembali. Tidak peduli berapa sulit , dan berapa lama ia hanya ingin Jiyeon kembali kesampingnya seperti dulu.
Kikwang menyiapkan semuanya dengan baik malam ini. Ia juga menyediakan kejutan kecil berupa cincin. Ia tidak yakin Jiyeon akan menerima cinin itu , tapi ia berharap kalau Jiyeon mau menerimanya.
Kikwang sedikit gugup menunggu Jiyeon di depan kamarnya. Ia memilihkan baju unutk Jiyeon secara pribadi. Walaupun ia meminta masukan dari Hyunseung dan juga Junhyung , tapi tetap saja itu membuatnya gugup.
“Bagaimana penampilanku?”Tanya Jiyeon yang baru keluar dari kamarnya menggunakan gaun yang dipilihkan Kikwang untuknya.
Kikwang sempat tidak bisa berkata – kata . Jiyeon sangat cantik menggunakan gaun yang di pilihkannya itu. Lebih dari bayangkannya sendiri. Gaun Jiyeon berwarna putih dan bagian belakangnya sedikti menyapu lantai. Tidak terlalu sexy tapi sangat pas dengan image Jiyeon. Cantik , hanya satu kata itu yang bisa Kikwang deskripsikan tentang penampilan Jiyeon sekarang
“Kikwang , apa aku jelek?”Tanya Jiyeon takut – takut
“Tidak kamu cantik sekali. Kamu lebih cantik dari pada bayangkanku.” Jawab Kikwang jujur.
“Aku tidak terbiasa menggenakan baju seperti ini , jadi aku merasa agak aneh.”
“Tidak , kamu tidak aneh. Kamu cantik sekali. Sekarang apa kita bisa pergi?”
“Tentu saja, tapi kita sebenarnya mau kemana? Kenapa aku harus berdandan seperti ini?”
“Kamu akan tahu sendiri.”
Kikwang sudah membuking restauran yang berada di tokyo tower. Tempatnya romantis , dna Jiyeon pasti menyukai tempatnya. Karena dari temapt itu ia bisa melihat pemandangna kota Tokyo pada malam hari.
“Kita akan makan disinih?”Tanya Jiyeon tidak percaya ketika mereka sudah masuk ke temapat makan yang telah diepsan Kikwang.
“Iya. Aku sudah memesan tempatnya untuk kita. Ayo.” Ajak Kikwang sambil mengandeng tangan Jiyeon
“Kikwang , disinih kan mahal sekali. Kau yakin kita akan makan disinih?”
“Tentu saja , aku sudah memesan tempat ini. Sudah ayo  masuk.”
Kikwang memang mengeluarkan uang tidak sedikit untuk membuking temapt ini. Awalnya ia sedikit kaget dengan biaya yang harus dikeluarkannya untuk membuking tempat itu. Tapi menurut beberapa temannya dari kalangan selebritis tempat ini memang yang paling bagus di tokyo.
Kikwang juga sudah tidak lagi memikirkan nominal angka yang ia akan keluarkan demi Jiyeon. Yang penting itu bisa membahagiakan Jiyeon.
Selama acara makan malam , Jiyeon dan Kikwang berbicang – bincang. Jiyeon tidak berhenti menaggumi restauran itu , dan view tokyo pada malam hari yang sangat indah. Bahkan Jiyeon berkata ia tidak sia – sia mengabiskan waktu seharian di kamar hanya untuk menunggu makan malam seperti ini. Kikwang senang mendnger komentar Jiyeon
Sampai ke bagian makanan penutup. Kikwang tampak gugup sekarang. Ini saaatnya, pikir Kikwang
“Jiyeon…”Panggil Kikwang
“Huh?”Jawab Jiyeon sambil melihat Kikwang
“Maukan kau menjadi istriku?”Tanya Kikwang sambil berlutut di hadapan Jiyeon.
Jiyeon POV
“Maukah kamu menjadi istriku?”Tanya Kikwang smabil berlutut di hadapannya
Jiyeon kaget , ia yakin matanya sepert iingin keluar sekarang. Perutnya juga mendadak mulas , makanan yang ia tadi makan , berasa ingin keluar dari perutnya. Ini sungguh tidak bisa dipercaya
“Aku tidak sedang dikerjainkan?”Tanya Jiyeon bodoh
“Tidak , aku serius. Maukah kau menjadi istriku?”Tanya Kikwang sekali lagi
Jiyeon kehilangan kata – katanya. Tapi dalam beberapa detik kemudian memorinya kembali kepada masa lalu. Pada percintaanya yang sangat melelahkan. Apakah ia bisa menjalani cinta yang seperti itu? Cinta yang penuh kerahasia – rahasian? Cinta yang membuatnya bahkan takut menjalani kehidupannya. Cinta yang tidak pernah ada disisinya saat ia membutuhkan cinta itu? Apakah ia sanggup menjalani cinta seperti itu?
Jiyeon menepis tangan Kikwang yang memegang tanganya. “Aku tidak bisa , maafkan aku.”
“Kenapa kau tidak bisa Jiyeon?”Tanya Kikwang sedih
Jiyeon berusaha menghindari tatapan Kikwang , ia bisa merasakan keperihan dimatanya. Kalau Jiyeon melihat mata Kikwang seperti itu , mungkin hatinya akan luluh. Ia tidak bsa membiarkan itu terjadi , abgaimanapun ia harus kuat.
“Aku sudah lelah Kikwang , hubungan yang seperti masa lalu itu , bukan hubungan yang aku inginkan. Kau tahu aku hanya ingin hubungan yang biasa saja. Seperti orang pada umumnya.”Jelas Jiyeon
“Apakah karena alasan itu kau menolakku?” Tanya Kikwang
Jiyeon menangguk.
“Tapi apakah kau masih mencintaiku?”
“Aku tidak tahu , aku binggung. Cinta yang seperti itu terasa menyakitkan dan melelahkan. Apakah aku mencintaimu sampai sekarang? Aku tidak mengerti. Karena aku memiliki banyak alasan untuk tidak mencintaimu , Kikwang.”
Kikwang diam membeku. Dia tampak shock dnegan apa yang dikatakan Jiyeon. Jiyeon sendiri tidak tahu harus berbuat apa – apa. Kikwang kembali ke tempat duduknya. Ia diam.
“Aku sudah menyuruh supir untuk mengantarmu ke hotel.” Kata Kikwang pada akhirnya.
“Kau tidak akan pulang bersamaku?”Tanya Jiyeon kaget
“Tidak , aku harus pulang ke Korea seceaptnya karena ada syuting. Kau pulanglah lebih dulu.”
Jiyeon menangguk , dengan terpaksa Jiyeon meninggalkan Kikwang. Ia tidak ingin melakukan hal seperti ini , menyakitkan Kikwang. Tapi ia juga tidak yakin ia punya kemampuan untuk menjalani hubungan seperti ini lagi
“Tunggu Jiyeon!”Panggil Kikwang
“Iya?” Jawab Jiyeon
“Apa mungkin , jika aku bukan artis , kau akan menerima cintaku?”
Jiyeon terdiam sebentar , ia menimbang – nimbanga akan menjawab apa. Ia sendiri tidak yakin apakah alasanya menolak Kikwang karena hanya dia lelah? Apa karena itu? Apa bukan karena ia takut , takut kalau Kikwang berpalin dari dia , karena banyak gosip yang beredar kalau Kikwang jatuh cinta pada lawan mainnya?
“Bagaimana Jiyeon? Apa Jawabanmu?”Tanya Kikwang sekal lagi
“Mungkin semuanya akan menjadi lebih mudah ketika kamu bukan artis.” Jawab Jiyeon pada akhirnya.
Kikwang POV
Kikwang terduduk lemas di restauran yang baru ia pesan sendirian. Ia tidak tahu harus berkata apa lagi , ia barus saja di tolak oleh Jiyeon. Tak lama handphone Kikwang berbunyi , ia mendapatkan telepon dari Doojoon.
“Hallo.” Jawab Kikwang lemah.
“Bagaimana? Apa semuanya berjalan dengan lancar ?” Tanya Doojoon semangat
“Semuanya berjalan dengna lancar , hanya saja ia menolakku hyung.”
“Apa kau baik – baik saja?”
“Iya aku baik – baik saja hyung. Aku hanya terllau terkejut  mungkin? Tapi aku baik baik saja , malam ini aku akan kembali hyung.”
“Eum baiklah kalau begitu , hati – hati. Jangna melakukan hal bodoh , kau mengerti.”
“Arasho.”
Kikwang menutup teleponya. Ia pun lantas meninggalkan restauran itu. Wajahnya lusuh sekali. Ia berjalan seperti mayat hidup. Benar – benar tidak ada tenaga. Sesampainya di bandara , Kikwang malah mendapatkan telepon lagi , dengan malas – malas Kikwang mengangkatkan telepon itu.
“Kikwang shi apa kau baik – baik saja?”Tanya suara wanita dari ujung telepon
Kikwang yang lupa melihat siapa yang meneleponnya , langsung buru – buru melihat. Jiyeon!
“Ah , aku baik – baik saja.” Jawab Kikwang dengan seceria mungkin
“Kau sudah ada di bandara?”
“Ah…aku sudah ada di bandara.”
“Oh baguslah kalau begitu , sebenarnya aku meneleponmu , aku ada sesuatu hal yang ingin kuberitahukan.”
“Tentang apa?”
“Tadi aku menitipkan dompet di dalam tasmu , dan aku masih belum mengambilnya kembali.”
Kikwang buru – buru melihat tasnya sambil tidak menutup teleponya. Memang benar ternyata dompet Jiyeon masih ada di dia. Kikwang pun lupa untuk memberikan dompet itu , ia malah menyuruh Jiyeon untuk pulang.
“Sekarang harus bagaimana?”Tanya Kikwang kebinggungan.
“Begini saja , bagaimana kalau kau titipkan saja pada Junhyung , nanti saat aku pulang ke korea aku akan mengambilnya padanya.”
“Kenapa kau tidak mengambil sendiri padaku? Dan apa kamu tidak membutuhkan dompet ini?”
“Aku tidak mau merepotkanmu , sebenarnya kau membutuhkannya. Karena semua uang yenku ada disituh , tapi kau akan repot kalau harus mengembaliknya padaku. Dna lagi aku tidak akan mungkin keburu kalau kesanah. Jadi sudahlah. Aku bisa meminjam uang dulu pada Kojiro kalau masalah Yen.”
“Apa kau lebih memilih merepotkan orang lain dari pada merepotkanku?”
“Bukan begitu , aku harap kau tidak salah paham.”
“Baiklah aku mengerti , aku akan mengatakan sesuai kemuanmu saja.”
Kikwang menutup teleponya langsung begitu saja. Ia sudah malam bertengkar karena itu , sebenarnya bukan dibilang bertengkar tapi berdebat.
Jiyeon POV
Teleponnya baru saja dimatikan oleh Kikwang , ia pasti marah. Sebenarnya apa yagn harus dilakukan ia sekarang? Apa yagn dilakukanya sekarang serba salah. Tidak ada yang benar bagi Kikwang. Ini membuat Jiyeon pusing setengah mati.
Liburan 2 minggu Jiyeon di Jepang , berjalan dengan cukup menyenangkan , Kojiro bisa membuat Jiyeon lupa dengan masalahnya , dengan membawa Jiyeon mengelilingi Tokyo ke teman – tempat yang aneh menurut Jiyeon , tapi menyenagkan.
Hari ini adalah hari terakhir Jiyeon berada di Jepang. Ia sudah merapikan koper dan oleh – oleh yang akan dibawanya untuk teman – teman dan juga keluarganya di Indonesia.
“Lain kali kau main lagi ke Jepang yah.” Pesan Kojiro saat Jiyeon mau meninggalkan bandara
“Ok pasti , nanti uangnya akan ku transfer padamu yah.” Kata Jiyeon
“Ok , santai saja.”
Jiyeonpun berpisah dengan Kojiro. Jepang , negara yang menyangkan. Jiyeon berjanji pada dirinya sendiri kalau ia memiliki waktu libur lagi ia akan berkunjung ke Jepang , dan akan menjelajah kota lain selain Tokyo.
Kikwang POV
“Apa kau benar – benar mau  keluar dari B2ST?”Tanya Dongwoon kaget ketika ia mendnegar kabar dari menejer kalau Kikwang mengatakan pada perusahan untuk keluar.
“Iya , aku mau keluar.” Jawab Kikwang apa adanya
“Tapi kenapa kau mau keluar?”
“Apa karena kau ditolak oleh Jiyeon jadi kau mau keluar?”Tanya Junhyung
“Selama aku menjadi artis aku tidak bisa memberikan cinta yang membahagiakan bagi Jiyeon. Kalau aku mundur jadi artis aku yakin aku bisa melakukanya.” Jelas Kikwang
“Kau mengorbankan segalanya untuk Jiyeon , apakah kau sangat amat mencintainy?”
“Tentu saja aku sangat mencintainya , aku mencintainya lebih dair aku mencintai diriku sendiri.”
“Doojoon bagaimana ini?”Tanya Hyunseung sambil melihat Doojoon dengna pandangan memohon agar menghentikan kemauan Kikwang
“Aku tidak bisa berkata apapun. Ini sudah pilihan Kikwang , aku hanya bisa berdoa yang terbaik padamu.” Kata Doojoon.
“Hyung!”Protes Dongwoon
Doojoon meninggalkan mereka semua , Kikwang pergi mengikuti Doojoon. Ia ingin menghentikan Doojoon .
“Maafkan aku.” Kata Kikwang sambil menahan Doojoon , dengan menarik tanganya.
“Sudah tidak apa – apa , yang penting kamu bahagia. Kau bahagia kan?”Tanya Doojoon
Doojoon langsung memeluk Kikwang. Kikwang bersyukur memiliki leader dan juga keluarga seperti Doojoon. Yah mungkin pelukan dan dukungan dari para orang terdekatlah yang dibutuhkan Kikwang sekarang.
Ia sadar benar kalau cintanya ini mengorbankan banyak hal , karir , impiannya , perasaan teman – temannnya. Kikwang merasa bersalah terutuam pada para member dan juga keluarganya. Tapi ia memilih untuk melakukan itu , itu adalah resiko yang dia terima ketika ia harus memperjuangkan cintanya.
Jiyeon POV
“Hey kau sudah dengar kabar belom kalau Kikwang mengudnarkan diri dari B2ST?” Tanya Cho PD yang tiba – tiba datang ke kantor Jiyeon , saat Jiyeon sedang mengerjakan skripnya untuk Sukira
Jiyeon langsung berhenti mengetik , ia melihat Cho PD “Apa kau yakin?”
“Tentu saja aku yakin! Temanku yang bekerja di Cube Ent mengatakan itu. Dan walaupun tidak diresuti sepertinya Kikwang tetap bersih kerasa ingin keluar.”
Jiyeon terdiam , Kikwang tidak benar – benar melakukan itu bukan? Kikwang tidak menanggap kata – katanya serius pada waktu itu bukan? Pikiran Jiyeon sudha tidak menentu.
“Jiyeon kau baik – baik saja , wajahmu pucat.” Tanya Kikwang kawatir.
“Tidak aku baik – baik saja. Cho PD aku harus pergi sebentar , aku janji sebelum siaran nanti aku sudah akan disinih.” Kata Jiyeon buru – buru keluar.
Jiyeon buru – buru menuruni anak tangga , karena lift dinilai terlalu lama , akhirnya ia memutuskan untuk turun melalui tanggal dari lantai 9. Jiyeon haru menemui Kikwang , Kikwang tidak boleh keluar dari B2ST!
Selama menuruni anak tangga Jiyeon sibuk menghubungi handphone Kikwang , tapi tidak diangkat. Iapun akhirnya memtuuskan untuk menelepon Junhyung.
“Ada apa Jiyeon?”Tanya Junhyung
“Ah oppa , oppa apa oppa tau dimana Kikwang? Aku harus berbicara denganya.” Jawab Jiyeon cepat.
“Aku tidak tahu dia ada dimana , seharusnya dia ada dorm , tapi saat aku pulang tidak ada siapapun disinih.”
“Oh begitu… , baiklah terimakasih oppa.”
Jiyeon menutup teleponnya , ia kembali mencobai menelepon Kikwang , tersambung tapi mengapa tidak diangkat , berkali – kali Jiyeon mencoba. Sampai Jiyeon sampai di lobypun belom ada jawaban dari Kikwang.
“Jiyeon !” Panggil salah seorang pegawai recepsionis kantornya
Dengan terburu – buru Jiyeon menghampiri pegawai itu. “Ada apa?”
“Ini tadi ada lelaki yang menitipkan ini padaku , katanya suruh diberikan padamu.”
Pegawai tersebut memberikan kotak kecil pada Jiyeon. Sambil masih sibuk menghubungi Kikwang Jiyeon membuka kotak itu. Isinya sebuah cincin!  Ia ngat benar ini adalah cincin yang mau diberikan Kikwang padanya wktu saat di Jepang!
“Apa dia baru saja pergi? Kemana lelaki itu pergi?”Tanya Jiyeon buru – buru
“Iya dia baru saja pergi. Kearah sanah.” Jawab pegawai itu smabil menunjuk jalan yang menuju arah Hongdae.
“Terima kasih yah.”
Dengan buru – buru Jiyeon keluar kantor , Kikwang pasti belum jauh.Kalau Jiyeon berlari pasti ia akan bsia keburu mengejar Kikwang.

 

2 tahun kemudian

Kikwang POV

Sudah dari pagi Kikwang tampak gugup. Ia tampak sangat gugup , dan itu kelihatan sekali. Ia lebih gugup dari pada biasanya. Bahkan waktu hari debutnya pun ia tidak segugup ini. Ini membuatnya gila.

“Ayo masuk , kau mau nunggu apa lagi?”Tanya Dongwoon yang melihat Kikwang masih saja di luar , belom masuk ke studio

“Kau baik – baik saja kan?”Tanya Doojoon kawatir

“Aku hanya sedikit gugup.”

Hari itu Kikwang melakukan promo untuk album b2st terbarunya di radio Sukira. Sejak 2 tahun lebih berlalu ini pertama kalinya ia ke Sukira lagi , dan itu berarti ia akan bertemu dengan Jiyeon lagi. Kikwang senang sekaligus gugup mengetahui hal itu.

Kikwang memasuki ruangan siaran dengan sejuta perasaan. Tapi ia tidak melihat ada tanda – tanda Jiyeon berada disituh. Seharusnya Jiyeon sudah ada untuk membeirkan naskah , tapi kali itu naskah tidak diberikan oleh Jiyeon.

“Jiyeon kemana?”Tanya Kikwang pada Cho PD.

“Dia sudah keluar , sejak kepulangannya ke Indonesia , ia sudah memutuskan untuk keluar.” Jawab Cho PD

Kikwang tampak kaget setengah mati. Kikwang memang menatau Jiyeon melalui teman baiknya yang bekerja satu kantor dengan Jiyeon. Tapi teman baiknya itu tidak pernah mengatakan kalau Jiyeon keluar. Ia selalu mengatakan kalau Jiyeon baik – baik saja.

“Apa kau tahu kalau Jiyeon sudah keluar?”Tanya Kikwang pada Junhyung.

Junhyung menangguk “Ia berpamitan padaku pada saat ia pulang ke Indonesia , ia mengatakan mungkin tidak akan pulang lagi.”

“Kenapa kau tidak mengatakan itu padaku?”

“Bukanya aku sudah menanyakan , apa tidak apa – apa kalau ia pulang? Kau jawab itu tidak apa – apa.”

Pembicaraan Kikwang dan Junhyung terpaksa tertunda karena acara sudah dimulai. Kikwang berusah akeras memaksa dirinya untuk fokus terhadap pekerjaannya. Ia harus profesional. Itulah keputusan dia.

Jiyeon POV

2 tahun berlalu , kehidupanya sudah tidak di Sukira lagi. Ia mengundurkan diri , engna maksud untuk menenangkan diri sekaligus fokus dengan kuliah. Ia berjanji pada Cho PD kalau ia akan melamar kembali di Sukria setealh  kuliahnya selesai

Dan yah sekarang kuliahnya selesai. Ia ingin menepati janjinya di untuk kembali ke Sukira. Tapi sebelum ia kembali bekerja , ia ingin menikmati liburan di Jepang. Yah di Jepanglah sekarang Jiyeon berada.

Ia diundang oleh Kojiro untuk main ke Jepang. Sebenarnya diundnagnya sudah cukup lama. Tapi ia baru ada waktu sekarang untuk menyanggupi janjinya. Ini kali pertama Jiyeon ke luar negeri. Ia tidak pernah berpergian ke luar negeri sebelumnya.

Paling ia berpergian ke Indonesia , dan itu tidak termaksud kategori berpergian ke luar neger , itu hanya pulang kerumah ke dua orang tuanya. Sesampainya  di bandara , ternyata Kojiro sudah menantinya.

“Selamat datang di Jepang.” Sambut Kojiro

“ Hai…” Sapa Jiyeon

Kojiro membantu Jiyeon membawa tasnya, Merekapun pergi menuju mobil Kojiro. Saat mereka mau keluar , tak jauh dari mereka ada banyak gadis yang berteriak histeris. Jiyeon yang penasaran berhenti dan melihat ke arah kerumuman gadis tersebut.

Jiyeon tiba – tiba menutupi wajahnya , dan berjalan keluar  bandara secepat mungkin.

“Kau kenapa Jiyeon?”Tanya Kojiro heran melihat tingkah Jiyeon yang aneh.

“Tidak aku tidak kenapa – napa , ayo kita pergi dari sinih secepatnya.”

Kojiro tidak banyak bertanya ia pun mengikuti Jiyeon yang ingin pergi buru – buru dari bandara tersebut. Sesampainya di mobil Kojiro , Kojiro menanyakan hal yang sebenarnya ingin ia tanyakan dari tadi

“Kau mengenal mereka?”

Jiyeon hanya menangguk. Ingatanya kembali ke 2 tahun lalu , menyakitkan tapi tetap tidak bisa ia lupakan begitu saja. Seberapa kali usaha Jiyeon menghapus kenangan menyakitkan itu , tapi ia tetap tidak  bisa.

“Apa kau punya masalah dengan mereka?”

“Kojiro , bisakah kita tidak membicarakan mereka? Nanti kalau sudah saatnya aku akan menceritakan padamu.”

“Baiklah kalau begitu.”

Sepanajang perjalanan Jiyeon hanya diam , melihat keluar jendela. Ia sebenarnya bersyukur bisa melihat Kikwang. Ia tampak baik  baik saja sekarang. Jiyeon lega melihat hal itu.

Kikwang POV

Kikwang yakin sekali ia melihat Jiyeon barusan di bandara. Tapi karena banyak fans yang mengurumuni mereka , jadi Kikwang tidak yakin benar kalau yang ia lihat benar Jiyeon atau bukan.

Kikwang kehilangan kontak dengan Jiyeon , temanya yang membantunya ternyata tidak berada dipihaknya. Ia sudah tahu kalau Jiyeon keluar tapi tidak memberi tahukan padanya , karena menejernya Ji Hoon melarangnya memberi tahu. Ternyata Ji Hoon mengetahui kalau Kikwang masih sering menanyakan kabar Jiyeon melalui temanya.

Gara – gara itu Kikwang marah dengan menejernya selama 2 minggu lebih. Ia juga tidak mau menghubungi temanya yang sekantor dengan Jiyeon sampai saat ini. Ia benar – benar kecewa berat.

“Kikwang , sepertinya Jiyeon sedang di Jepang.” Kata Dongwoon.

“Kau tahu dari mana?”Tanya Kikwang balik

“Dia baru saja mengupdate twitternya. Ia bilang “akhirnya sampai jepang” “

Kikwang semakin yakin , kalau yang ia lihat barusan itu Jiyeon. Baru saja ia mau mencari Jiyeon , Ji Hoon menejernya sudah menghentikannya.

“Ingat disinih banyak fans , jaga kelakuanmu.” Bisik Ji Hoon

Kikwang melihat kesekliling , memang benar banyak fans yang berada di sekitar mereka. Dengan terpaksa dia mengurungkan niat kamu.

“Kalau kamu mau pergi  mengejar dia tunggu sampai kita masuk ruang tunggu.” Bisik Doojoon.

Kikwang melihat Doojoon kaget , tapi Doojoon buru – buru memalingkan wajah dari Kikwang dan pura – pura sibuk dengan urusan tiketnya.

Sesampainnya di ruang tunggu , Doojoon mendekati Kikwang. “Kalau kau mengejarmu , kejarlah sekarang. Kau bisa lewat pintu belakang . Dan gunakan ini.”

Kikwang menerima paper bag yang diberikan Doojoon , Kikwang melihat isi paper bag tersebut , ternyata isinya baju , dan ada kacamata , topi dan juga masker.

“Bagaimana dengan Ji Hoon hyung?”Tanya Kikwang binggung

“Biar aku yang mengurus. Kau kejarlah Jiyeon , aku yakin kau harus menemuinya. Soal yang laen biar kuurus. Ayo cepat sebelum menejer kemari.”

Kikwang mengikuti apa yang dikatakan Doojoon. Sebelum pergi Kikwang menyempankan diri untuk membungkuk pada Doojoon menandakan tanda terima kasih pada Doojoon.

Doojoon POV

“Mana Kikwang?”Tanya Ji Hoon

“Dia pergi.”

“Pergi? Kau membiarkan dia pergi mengejar wanita itu?!! Kau leader , kau tahu apa yang terjadi apda group ini kalau dia seenaknya begitu , kalian bisa hancur!”

“Aku tahu aku leader , dan sebagai leader aku tidak mau melihat memberku hidup dalam kesedihan. Aku sudah melihat selama  2 tahun ini , Kikwang tidak pernah ceria. Aku sebagai leder , hyung , temanya , dan keluarganya. Aku tidak mau melihat Kikwang seperti itu. Jiyeon adalah kebahagiannya , hanya Jiyeon yang bisa membuatnya bahagia. Dan aku mau Kikwang bahagia.” Jelas Doojoon

“Aku setuju dengan perkataan Doojoon.” Kata Junhyung angkat bicara

“Kikwang membutuhkan Jiyeon , biarkan mereka bersama.” Kata Doojoon mencoba menyakini menejernya.

“Terserah kalian saja lah , tapi kalau terjadi sesuatu. Kau yang bertanggung jawab.” Kata Ji Hoon sambil  menunjuk Doojoon

Doojoon mengangguk. Ia memang sudah siap dengan resiko , apapun itu. Asalkan ia bisa melihat Kikwang yang dulu , itu sudah cukup. Selama 2 tahun Kikwang hidup dalam kesedihan. Itu membuatnya tidak tahan. Inilah saatnya Kikwang mengejar kebahagiaanya.

“Tampaknya aku memang harus menyerah.” Komentar Junhyung

“Kau tidak akan mendekati Jiyeon lagi?”Tanya Doojoon penasaran

“Tampaknya begitu , mereka berdua , kurasa memang saling membutuhkan. Aku tidak mungkin tega memisahkan mereka hanya karena keegoisanku. Aku sayang mereka berdua , aku harap mereka bahagia.”

“Mengatakanya lebih mudah dari melakukanya  bukan? Kau pasti berat melalui ini semua kan?”

“Berat , tapi harus kulalui.”

“Kau harus bisa melaluinya.” Doojoon memeluk Junhyung.

Jiyeon POV

Jiyeon baru saja sampai di hotel. Kojiro sudah menawarkan untuk tinggal dirumahnya , tapi Jiyeon menolak. Karena ia tidak ingin merepotkan keluarga Kojiro , apalagi di rumah Kojiro sudah banyak orang yang tinggal , tidak enak kalau Jiyeon ikut menambah sesak rumah Kojiro.

Ini liburan pertama kali bagi Jiyeon seumur hidupnya. Dan pertama kali liburan ia sendirian menjalani liburan. Jiyeon sudah membawa kebutuhan yang di perlukan selama di Jepang , mulai dari buku panduan bahasa , sampai temat – tempat yang kaan id kunjunginya di Jepang.

Jiyeon melihat handphoneya , ia lupa menelepon Cho PD , ia berjanji setibanya di Jepang ia akan menghubungi Cho PD. Cho PD kawatir dengan kepergiannya ke Jepang yang pertama kali , dan sendirian pula. Sempat Cho PD melarangnya , tapi karena Jiyeon sudah bulat keputusan maka Cho PD tidak dapat melarangnya.

“Ya! Aku sudah menunggu teleponmu dari tadi , kau baik – baik saja kan disanah?” Tanya Cho PD kawatir dari ujung telepon.

“Aku baru sampai di hotel , aku baik – baik saja.” Jelas Jiyeon sabar

“Baguslah kalau begitu.”

“Cho PD kau mau oleh – oleh apa?”

“Tidak perlu , aku tidak perlu oleh – oleh darimu , yang penting kau pulang selamat , dan kembali bersama kali. Kau tahu aku mengalami banyak kesulitan sejak ditinggal kau. Sukira telah menggati 310 kali penulisnya sejak kau tidak ada. Kau harus pulang dengan selamat dan kembali ke Sukira , kau mengerti?”

“Baiklah , kau tenang saja , aku pasti akan kembali baik – baik saja.”

Jiyeon mematikan teleponnya , dan lantas bersiap – siap untuk pergi. Ia berencana untuk berjalan – jalan di sekitar hotel dahulu. Jujur Jiyeon merasa gugup sekaligus tegang. Ini pengalaman pertamanya , wajar ia gugup.

Kikwang POV

Kikwang sudah lolos dari fans. Kini ia hanya perlu mencari Jiyeon. Ia sudah mengetahui di mana Jiyeon menginap. Tapi saat ia menanyakan pada pihak hotel ternyata Jiyeon sedang tidak ada di kamar.

Jiyeon mungkin sedang berjalan – jalan , karena tidak sabar menunggu Kikwang memutuskan untuk mencarinya saja. Masih dengan kacamata , topi , dan masker. Ia berjalan disekitar hotel untuk mencari Jiyeon.

Sudah hampir 3 jam ia  berjalan – jalan di sekitar hotel , tapi ia tidak bisa menemukan Jiyeon. Mungkin Jiyeon tidak berjalan di sekitar hotel. Kikwang memtuuskan untuk kembali ke hotel , mencari Jiyeon siapa tahu dia sudah pulang.

Untuk kedua kalinya Kikwang menanyakan pihak hotel tentang Jiyeon , tapi Jiyeon masih belum pulang juga. Akhirnya Kikwang memutuskan untuk menunggu di loby.

Kikwang mencoba melepas maskernya , karena itu sangat panas. Tapi ternyata beberapa orang mulai menyadari siapa dia , buru – buru Kikwang ke recepsionis. Ia kahirnya memutuskan untuk memesan kamar di lantai yang sama dengan Jiyeon , ia memutuskan untuk menunggu Jiyeon di kamar saja. Karena di luar akan banyak fans yang mengenalinya.

Jiyeon POV

Jam sudah menunjukan pukul 10 malam , dan hari pertama Jiyeon di Jepang ia habiskan dengan berkuliner di sekitar hotel . Banyak sekali jajanan khas Jepang di seketir hotelnya itu. Ia bertaruh kalau bobotnya malam itu sudah menambah sekitar 2 sampai 3 kg karena makanan yang banyak ia makan barusan

“Nyonya , tadi ada yang menyari nona.” Kata salah satu pegawa recepsionis

Jiyeon menoleh kepagai recepsionis yang memanggilnya barusan. Ia sadar kalau pegawai itu berbicara padanya , tapi ia tidak mengerti apa yang disampaikan pegawari recepsionis itu padanya.

“Sorry but i cant understand what you say.” Kata Jiyeon sopan.

“Somebody contact you when you leave , MS. He say after you come back , you must contact him. He leave phone number here.” Kata petugas recepsionis itu sambil memberikan kertas berisi nomer telepon

Jiyeon manggil kertas sebut. Ada lelaki yang mencari dia siapa? Kojiro? Tapi untuk apa dia mencariku , aku kan sudah bilang kalau aku yang akan mencarinya. Jiyeon melihat nomer yang tertulis di kertas tersebut , sambil menimbang – nimbang menelepon atau tidak. Ia takut ternyata yang mencarinya ternyata orang jahat.

Tapi setelah dipikir – pikir mana mungkin orang jahat tau dengan jelas nama dan nomer kamar hotelnya? Jiyeon akhirnya memutuskan menelepon nomer yang diberikan recepsionis tersebut.

“Hallo , apa kau mencariku? Aku Jiyeon. Ini siapa?”Tanya Jiyeon saat telepon tersambung.

“Jiyeon-ah….”

Untuk beberapa detik Jiyeon tidak bernafas. Ia tampak pucat pasi. Ia tampak tahu sekali siapa yang meneleponnya.

“Jiyeon , kau ada disanah?”

“Ah… Maaf.”

Diam… Mereka berdua tidak berbicara sepatah katapun. Jiyeon masih tampak kaget dengan telepon tersebut.

“Jiyeon , bisa kau membuka pintu kamar hotelmu?”

“Untuk apa?”

“Lakukan saja.”

Jiyeon melakukanya , dan benar ia shock. Sudah berdiri Kikwnag di hadapannya. Jiyeon tampak tidak sadar kalau ia masih memegang teleponnya. Saat Kikwang memberi tanda untuk mematikan teleponya , baru Jiyeon mematikan teleponya. Jiyeon tampak kaku , ia tampak membeku.

“Kau….Kau… Ba…gaima…na bisa kau ada disinih?”Tanya Jiyeon gugup.

“Apa aku tidak boleh masuk?”Tanya Kikwang ramah.

Jiyeon yang sadar kalau mereka ngobrol di depan pintu langsung minggir , meJiyeon mempersilahkan Kikwang masuk kamarnya begitu saja. Ia tahu itu tidak benar. Ia tidak harusnya segampang itu minggir.

“Kau kenapa bisa ada disinih?”Ulang Jiyeon

“Aku mengejarmu kemari , saat aku melihat kamu di bandara….”

Belum beres Kikwang menjelaskan handphone Jiyeon berbunyi. Buru – buru ia mengambil teleponya , Kojiro meneleponya. Jiyeon meanggangkat sambil menjauh dari Kikwang.

“Halo Kojiro , ada apa?” Tanya Jiyeon dengan suara sepelan mungkin

“Apa kamu sudah makan? Aku mau mengajakmu makan bersama , kau mau?”Ajak Kojiro.

Jiyeon menatap Kikwang yang tampak duduk santai di kamarnya. “Aku rasa lain kali saja , tidak apa – apa kan?”

“Kenapa? Apa kau sedang mengalami home sick?”

“Tidak , bukan begtiu. Kebetulan aku hari ini makan banyak sekali. Jadi aku sudah kenyang , aku tak ingin makan lagi.”

“Kalau begitu , kita tidak perlu makan. Berjalan – jalan juga boleh.”

“Eum…kurasa aku mau istirahat saja.”

“Ah baiklah kalau begitu. Bagaimana kalau besok kita jalan – jalan?”

“Nanti aku telepon kamu lagi yah. Aku tidak janji.”

Jiyeon buru – buru menutup telepon Kojiro. Ia menghampiri Kikwang yang masih duduk dengan santai

“Tadi sampai mana?”Tanya Jiyeon canggung

“Iya , aku melihat kamu di bandara , aku mengejarmu. Dan karena itu aku bisa sampai disinih.”

“Dari mana kamu tahu aku menginap disinih?”

“Cho PD memberi tahu alamat hotelmu sekaligus nomer kamarmu.”

Dalam hati Jiyeon memaki – maki Cho PD , dia yang mengatakan keputusan memutuskan Kikwang adalah keputusan yang tepat , tapi kenapa sekarang dia malah membantu Kikwang untuk bertemu denganya. Dasar Cho PD , tidak pernah benar.

“Apa kau selama 2 tahun ini baik – baik saja?” Tanya Kikwang penasaran.

“Aku baik – baik saja , bagaimana denganmu?”Tanya Jiyeon balik

“Aku sama sekali tidak baik , karena setiap detik aku selalu memikirkan tentangmu. Aku merindukanmu…..”

 

Junhyung POV

Junhyung baru saja bangun karena ada berisik – berisik di luar. Hari sudah malam , seharian ini Junhyung menghabiskan waktu dengan istirahat karena kondisi badanya yang masih belom pulih benar. Dengan badan masih lemas Junhyung keluar dari kamar.

“Ada apa ini?”Tanya Junhyung binggung

“Kikwang baru saja mengabarkan kalau ia tidak akan pulang sebelum ia diperbolehkan berhubungan kembali dengan Jiyeon.” Jelas Yoseob.

“Lalu sekarang ada yang tahu Kikwang dimana?”

“Tidak , menejer sudah berusah amenghubungi hape Kikwang , tidak aktif.”

“Bagaimana dengan Jiyeon?”

“Nomernya sudah tidak bisa dihubungi , sepertinya Jiyeon sudah ganti nomer.”

Memang benar Jiyeon sudah ganti nomer sejak putus dengan Kikwang. Dan tidak ada member yang mengetahui hal tersebut sepertinya. Junhyungpun mencoba menelepon Jiyeon diam – diam. Tak ada yang mengangkat.

Memang teleponya tersambung tapi tidak ada yang mengangkat. Junhyungpun buru – buru mengganti bajunya.

“Kau mau kemana?”Tanya Doojoon yang melihat Junhyung mau pergi.

“Aku mau pergi sebentar.” Jawab Junhyung.

“Kau mau pergi kemana? Biarku antar , kau belom sembuh benar.”

“Tidak perlu , aku bisa sendiri. Tenang saja aku pergi tidak akan lama.”

Junhyung tidak membawa mobil , ia memutuskan untuk naik taksi. Karena memang kondisi  badan Junhyung yang masih lemah. Demamnya sudah turun , tapi badanya masih saja lemah.

Kikwang POV

“Jiyeon-ah…” Panggil Kikwang

“Bwo?” Tanya Jiyeon tanpa melihatnya sama sekali , dan masih sibuk dengan bajunya.

“Aku hari ini menginap lagi yah disinih.”

“Menginap lagi? Apa kau yakin? Menejer dan member tidak ada yang mencarimu?”

Kikwang menggeleng , walaupun ia yakin kalau menejer dan member mencarinya , tapi ia sudah mematikan handphonenya. Dan ia yakin Ji Hoon pasti akan memarahinya kalau ia pulang nanti. Tapi ia sudah tidak peduli.

“Aku tidak mengizinkan kau meningap di tempatku. Aku berani bertaruh kau pasti telah melakukan sesuatu , hingga kamu tidak mau pulang iya kan?”tanya Jiyeon setengah menebak.

“Aku tidak melakukan apa – apa.” Jawab Kikwang buru – buru , ia tampak gelagapan.

Jiyeonpun berhenti menjahit , ia menarik Kikwang keluar dari ruang kerjanya , dan mereka sekarang bersama duduk di sofa. Saling berhadapan. Jiyeon memandang Kikwang seakan meminta penjelasan. Kikwang bersih keras mengatakan tidak ada apa – apa.

“Terserah kau sajalah. Tapi kali ini kau harus tidur di sofa. Aku mau tidur di kamarku.” Kata Jiyeon pada akhirnya.

“Baiklah kalau begitu.” Jawab Kikwang senang.

“Aku akan mandi dulu. Kalau kau perlu apa – apa jangan lakukan apapun sebelum aku selesai mandi. Aku tidak mau kau membuat apartementku seperti kapal pecah , seperti waktu itu.”

“Siap bos.”

Ting Tong

Kikwang beranjak dari tempatnya duduk , melihat siapa yang datang. Junhyung. Kenapa dia bisa tau aku ada disinih? Kikwang langsung membukakan pintu tapi ia tidak memberi kesempatan untuk Junhyung masuk , karena ia buru – buru keluar dan berdiri di depan pintu.

“Kenapa kamu bisa tau aku ada disinih?”Tanya Kikwang kaget.

“Aku mau kamu pulang segera.” Jawab Junhyung tegas

“Aku tidak mau , aku sudah bilang kalau aku tidak akan pulang sampai , menejer memperbolehkan aku pacaran dengan Jiyeon kembali.”

“Kikwang , kamu tahu apa yang kau perbuat hanya akan menyusahkan Jiyeon? Menejer tetap akan menyetujui hubungan kalian , sampai kapanpun. Kau tahu kan hal itu? Yang ada ia hanya akan mendesak Jiyeon untuk membuatmu kembali?”

“Ia tidak akan mendesak Jiyeon.”

“Apa kau berani bertaruh? Kau tahu , setelah Ji Hoon hyung menelepon Jiyoen , Jiyeon menangis. Apakah ini cinta yang kau ingin berikan pada Jiyeon? Cinta yang membuatnya sedih? Apa iya?”

Jiyeon POV

Jiyeon baru saja selesai mandi , ia tampak kebinggungan . Ia tampak mencari sesuatu karena ia mondar – mandir di apartementnya. Kikwang tidak ada. Kemana dia? Apa dia pulang? Tapi kenapa tidak berpamitan padanya?

Jiyeon buru – buru menyari handphonenya. Baru saja ia mau menelepon Kikwang , tapi ternyata ada telepon masuk. Junhyung? Kenapa Junhyung meneleponnya?

“Ya oppa?” Jawab Jiyeon

“Ini aku Kikwang.” Jawab Kikwang datar.

“Kikwang? Kau bersama dengan Junhyung?”

“Aku pulang bersamanya. Jiyeon dengarkan aku. Ini terakhir kalinya aku berbicara padamu. Aku benar – benar bahagia bisa mengenalmu , kau adalah wanita terindah bagiku. Aku berharap kita bisa bersama seperti dulu. Tapi mungkin itu hanya harapan , aku tidak bisa mewujudkannya sekarang. Aku berharap kau mau menungguku , sampai aku punya kemampuan untuk itu.”

“Kikwang , apa maksudmu?”

“Jangan memotong perkataanku. Aku kan sudah bilang ini terakhir kalinya aku berbicara padamu. Aku minta dari kamu satu hal saja.”

“Apa?”

“Tunggulah aku , aku pasti akan kembali ke sisimu ketika aku punya kemampuan.”

Dan seketika telepon tersebut terputus. Jiyeon tidak mengerti kemana arah pembicaraan Kikwang . Tapi satu hal yang ia tau , ia sudah kehilangan Kikwang , ia tidak akan bertemu lagi dengan Kikwang. Itu yang ia mengerti.

Jiyeon menangis. Jiyeon tampak memang tidak menahan air matanya , ia membiarkan air matanya mengalir. Semakin lama semakin deras. Jiyeon sudah tahu  kalau suatu hari , Kikwang akan meninggalkannya. Dihari ia memutuskan Kikwang ia tahu kalau mereka pasti akan berpisah.

Tapi ia tidak menyadari kalau sakitnya akan sekarang. Sangat menyakitkan. Pertama kalinya ia merasakan sakit , yang sesakit itu. Jiyeon menuju balkon ruang kerjanya. Sambil terus menangis ia memandangi foto adiknya Hiro

“Hiro apa yang kulakukan sekarang? Ini menyakitkan , aku takut aku tidak bisa kembali seperti dulu.” Bisik Jiyeon lemah sambil terus menangis.

Setelah kejadian itu Jiyeon memutuskan untuk cuti selama 2 minggu. Ia mau pulang ke Indonesia , untuk memenangkan diri dan juga bertemu keluarganya. Ia berpikir itu yang ia paling butuhkan sekarang , keluarga.

Kikwang POV

“Jiyeon pulang ke Indonesia.” Kata Junhyung saat Kikwang mau pergi.

“Aku tahu.” Jawab Kikwang datar

Kikwang memang sudah tahu. Diam – diam ia memantau Jiyeon lewat teman baiknya yang bekerja di kantor yang sama dengan Jiyeon. Sehari setelah Kikwang menelepon Jiyeon , tiba – tiba Jiyeon mengatakan ingin cuti selama 2 minggu , untuk pulang ke Indonesia.

Kikwang tahu kalau itu karena dirinya. Jiyeon hanya akan bertemu keluarganya kalau ia benar – benar tidak bisa lagi menghadapinya lagi. Ia adalah wanita yang tangguh , tapi ia tidak menyadari kalau apa yang ia lakukan kemarin membuat Jiyeon terpuruk seperti ini , hingga ia harus bertemu dengan keluarganya.

“Apa kau sudah benar – benar tidak menemuinya lagi?”Tanya Junhyung penasaran.

“Aku tidak akan menemuinya sementara waktu ini. Aku akan menemuinya ketika aku memiliki kemampuan itu.” Jawab Kikwang yang langsung pergi begitu saja.

Kikwang sudah membuat keputusan. Ia tidak akan memberikan cinta yang menyakitkan untuk Jiyeon. Ia sudah memutuskan , ketika ia bisa menjadi lelaki yang lebih baik , ia akan kembali pada Jiyeon.

Jiyeon POV

“Jiyeon tumben kau pulang.” Komentar appa Jiyeon yang baru pulang kerja ketika melihat Jiyeon bersantai di ruangan keluarga di rumahnya.

“Kenapa? Apa aku tidak  boleh pulang kerumah sendiri?”Tanya Jiyeon balik.

“Tidak , bukan begitu. Hanya saja bukanya kamu lebih suka tinggal di korea , dari pada disinih? Lalu kenapa sekarang kau tiba – tiba pulang tanpa kabar berita sedikitpun.”

“Oh come on , appa. Aku hanya lelah , dan aku hanya butuh sebuah rumah dan keluarga itu saja. Apa tidak boleh?”

“Tentu saja boleh. Tapi appa  bertaruh , pasti telah terjadi sesuatu yang besar padamu , hingga kamu kemari.”

Jiyeon tidak menanggapi perkataan appanya barusan. Ia lantas pergi ke kamar kakaknya. Yah , karena tidak ada kamar lagi , bukanya tidak ada kamar sebenarnya ada. Tapi kamarnya yang seharusnya ditempati olehnya dijadikan kamar tamu , dan ternyata mereka sedang kedatangan tamu. Yang Jiyeon sendiri tidak tahu siapa tamunya. Karena ia belum bertemu siapapun hari itu. Maka dengan terpaksa ia tidur bersama kakaknya.

Yah setelah kepulangnaya ke Indonesia , ia belum bertemu siapapun. Ia sudah mengabari seluruh keluarganya. Dan mereka berjanji untuk pulang lebih cepat. Tapi baru appanya yang pulang dan itu sudah malam.

“Wah… ada adikku tersayang.” Komentar kakak Jiyeon sambil memeluk Jiyeon yang sedang tiduran di ranjang.

“Dari mana saja kau? Katanya mau pulang cepat , tapi jam segini  baru pulang.” Kata Jiyeon sebal sambil menunjuk jam yang telah menunjukan pukul 7 malam.

“Aku dan omma baru saja pulang membawa Kojiro berjalan – jalan.”

“Kojiro siapa?”

“Anaknya teman omma. Dia dari Jepang , ke Indonesia untuk studi banding. Ganteng looh , kamu harus liat. Memang sich tidak lebih ganteng dari pada Kikwang. Tapi kalau kamu tidak lagi pacaran dengan Kikwang kamu pasti menyukainya.”

“Aku sudah putus dengan Kikwang.”

“Jinja? Otoke???Otoke???”

Jiyeon menceritakan segalanya pada kakanya , Eunjung. Ia juga menceritakan perihal telepon Kikwang. Jiyeon menangis kembali. Setiap menceritakan itu Jiyeon menangis. Eunjung memeluk Jiyeon. Eunjung tahu , ini pertama kali Jiyeon merasakan sakitnya cinta.

Eunjung sejujurnya tidak menyangka kalau adiknya dengan Kikwang putus. Karena selama ini hubungan mereka adem ayem. Walaupun yah , mereka bermasalah dari status mereka , dan hubungan mereka yang diam – diam. Tapi Eunjung tidak berpikir itu adalah penyebab keretakan hubungan mereka.

“Sudahlah , ini hanya akan pahit di awal , selanjutnya kau akan bersyukur karena kau mendapati pengalaman seperti ini.” Kata Eunjung mencoba membuat Jiyeon tenang.

“Aku takut unni , aku takut kalau aku tidak bisa kembali seperti dulu , seperti hidupku sebelum ada Kikwang.” Kata Jiyeon lemah.

“Kalian sudah bersama untuk waktu yang tidak sebentar. Wajar saja kalau kamu merasa kehilangan. Tapi aku yakin ia merasakan hal seperti itu juga. Kalau ia bisa bertahan tanpa kamu. Kamu juga harus bisa menunjukan padanya , kalau hidupmu akan baik – baik saja bahkan tanpa ia.

Kalian berpisah , aku rasa bukan karena mau kalian. Keadaan yang menuntut kalian untuk berpisah. Jadi ini sangat menyakitkan untuk kalian berdua. Tapi kamu dan Kikwang aku yakin kalian pasti bisa melewati hal ini. Percaya padaku. Sekarang tersenyumlah. Hapus air matamu.”

Eunjung membantu Jiyeon menghapus air matanya. Jiyeonpun memberi senyuman , walaupun agak terpaksa ini lebih baik pikir Eunjung dari apda Jiyeon menangis. Eunjung pun tersenyum dan langsung memeluk adiknya itu.

“Jiyeon kemari sebentar , kenalkan ini Kojiro dia anaknya teman omma.” Jelas Omma sambil memperkenalkan lelaki , yang memang cukup menarik. Wajahnya oriental Jepang dengan rambut blonde menyala.

Jiyeonpun berkenalaan dengan lelaki bernama lengkap Kojiro Hitsuga itu. Yah seperti yang Eunjung katakan , dia sedang melakukan studi banding ke Indonesia. Dan sepertinya Kojiro akan menetap disinih untuk waktu yang cukup lama.

Kojiro ternyata seumur dengan Jiyeon , tapi ia sudah mengambil S2 , sedangkan Jiyeon S1 sajah belum lulus – lulus karena harus mengatur antara kesibukan kuliahanya dan pekerjaannya.

Kojiro adalah warga jepang asli , tapi ia mampu berbahasa korea , cukup fasih menurut Jiyeon. Setidaknya mereka bisa berkomunikasi satu sama lain. Itu sudah cukup.

“Jadi kau bekerja di Sukira?”Tanya Kojiro takjub.

“Iya , kau tahu Sukira?” Tanya Jiyeon kembali

“Aku tahu , banyak teman – teman wanitaku yang sering mendengar Sukira karena mereka menyukai Djnya.”

“Maksudmu Leeuteuk dan Eunhyuk?”

“Iya… Mereka selalu mengatakan tentang itu setiap kali. Aku tidak mengerti kenapa mereka menyukai itu , walaupun pada dasarnya mereka sama sekali tidak mengerti apa yang mereka (DJ) itu katakan.”

“Tidak sedikit yang begitu , kami kadang melakukan open studio , dan banyak fans dari luar negara korea yang sengaja datang untuk melihat sukira. Dan tidak sedikit dari mereka yang tidak bisa bahasa korea.”

Jiyeon berbicang – bicang dengan Kojiro. Mereka cepat sangat cepat akur. Jiyeon menilai Kojiro orang yang menyenangkan , tak jarang Jiyeon tertawa mendengar jokes yang diberikan Kojiro. Jiyeon dan Kojiro mereka bertukar cerita tentang kesibukan mereka satu sama lain.

Diam – diam kepercayaan diri Jiyeon tumbuh. Ia yakin , ia pasti bisa bangkit. Kalau Kikwang bisa menghadapi semua ini , ia pasti bisa. Ia tidak mau kalah dari Kikwang. Ia harus kembali kepada dirinya yang dulu!

 

 

 

 

 

 

 

 

Jiyeon POV

Malam itu Jiyeon berjanji untuk bertemu Eunhyuk , di apartementnya. Baju yang dibuatkan untuk fashion show sudah jadi , tinggal tahap finishing. Pengepasan baju dan juga aksesoris.

Eunhyuk berjanji akan datang jam 11 malam. Tapi sudah 30 menit lebih Eunhyuk belum datang.  Tadinya Jiyeon mau meneleponnya , tapi karena takut Eunhyuk diburu – buru olehnya maka ia mengurungkan niatnya tersebut

Ting Tong

Buru – buru Jiyeon membukakan pintu , tapi saat di depan pintu Jiyeon tampak kaget. Ia mematung di tempatnya berdiri.

“Kikwang , kenapa kau ada disinih?”Tanya Jiyeon kaget.

Kikwang tampak mau ambruk , buru – buru Jiyeon memapahnya ke dalam. Jiyeon buru – buru memapah Kikwang ke sofa. Jiyeon bisa mencium bau arak dari tubuh Kikwang. Tak biasanya Kikwang minum – minum seperti ini.

“Aku ambilkan minum dulu.” Kata Jiyeon

Sebelum Jiyeon mau mengambil minum , Kikwang sudah menarik tanganya. Lantas saja Jiyeon ambruk. Ia jatuh ke tubuh Kikwang. Jiyeon sempat meronta tapi keburu Kikwang memeluknya.

“Sebentar saja seperti ini.” Pinta Kikwang.

Jiyeon menuruti. Ia berhenti meronta. Ia melihat Kikwang , dia memang terlihat mabuk. Tapi Jiyeon juga tidak yakin , kalau ia tidak sadar. Setelah tak berapa lama Kikwang melepaskan pelukannya pada Jiyeon , ia terlihat tertidur.

Jiyeon tak mungkin membiarkan Kikwang tertidur diluar seperti ini , dengan berhati – hati Jiyeon berusah amemapah Kikwang. Jiyeon tampak kesulitan memapah Kikwang , karena tubuh Kikwang yang berat.

Akhirnya setelah susah payah Jiyeon bisa memapah Kikwang sampai keranjangnya. Pelan – pelan Jiyeon membuka sepatu Kikwang. Ia pula menyelimbuti Kikwang , terlihat sekali Jiyeon masih mencintai Kikwang.

Tak berapa lama bel apartement Jiyeon berbunyi kembali. Kali itu Jiyeon yakin itu pasti Eunhyuk. Benar saja itu Eunhyuk.

“Maafkan aku datang telat. Syutingnya selesai lebih lama dari yang kuduga.”Kata Eunhyuk sambil masuk ke apartement Jiyeon.

“Tak apa – apa silahkan masuk. Kau mau minum apa?”

“Terserah.”

Eunhyuk duduk di sofa , sedangkan Jiyeon ke dapur untuk menyiapkan minuman untuk Jiyeon. Tak berapa lama Jiyeon duduk disebelah Eunhyuk sambil memberikan Eunhyuk teh hangat.

“Minumlah.” Kata Jiyeon mempersilahkan.

“Terima kasih. Apartemetmu cukup besar yah.” Komentar Eunhyuk sambil melihat kesekeliling apartement Jiyeon.

“Iya ini kan dulu dipakai untuk 5 orang , sekarang hanya ditempati 1 orang , wajar saja kalau terlihat  besar.”

“Kau sedang kedatangan tamu lain yah selain aku? Tadi aku melihat sepatu pria di luar.”

“Ah… Ada Kikwang disinih.”

“Kikwang kemari!!?”

“Iya.”

Jiyeon menjelaskan apa adanya pada Eunhyuk. Eunhyuk memaksa Jiyeon membangunkan Kikwang , dan menyuruh Kikwang untuk pulang tapi karena Jiyeon membujuk Eunhyuk , untuk tidak melakukan itu maka Eunhyukpun menurut. Jiyeon tidak tega membangunkan Kikwang , dia pasti kelelahan.

“Jadi bagaimana dengan bajunya?”Tanya Eunhyuk

“Ah soal itu , ayo ikut aku.” Jiyeon membawa Eunhyuk ke ruangan kerjanya. Ruangan itu asalnya ruangan tidur adiknya tapi karena adiknya tidak lagi tinggal disanah maka Jiyeon menggunakan ruangan itu sebagai ruangan kerjanya.

“Tampaknya sudah pas.” Kata Eunhyuk ketika mengenakan bajunya rancangan Jiyeon.

Jiyeon mengangguk. Jiyeon memperhatikan dengan seksama bajunya. Tidak ada yang salah. Semuanya tampak sempurna. Tinggal benar – benar tahap finishing saja.

“Jiyeon , besok kau akan sembayang?”Tanya Eunhyuk setelah selesai fitting.

Jiyeon hanya mengangguk , ia  masih sibuk membereskan baju untuk Eunhyuk.

“Aku akan ikut denganmu , kau akan pergi jam berapa?”

“Jam 11 siang.”

“Baiklah aku akan menjemputmu jam 11 disinih. Kau sudah menyiapkan keperluannya?”

“Belum , besok kita siapkan bersama bagaimana? Akhir – akhir ini aku agak sibuk , jadi lupa mempersiapkanya.”

“Baiklah kalau begitu.”

Tak lama Eunhyuk berpamitan pada Jiyeon. Karena Jiyeon tidak bisa tidur di kamarnya , karena ada Kikwang. Terpaksa Jiyeon tidur dikamar orang tuanya.

Keesokan harinya.

Pagi – pagi sekali Jiyeon sudah sibuk di dapur. Ia mempersiapkan sarapan pagi dan juga beberapa keperluan untuk  bersembayang. Kikwang masih terlelap dalam tidur. Tapi karena jam sudah mau menunjukan pukul 10 pagi , Mau tak mau Jiyeon membangunkan Kikwang karena ia harus pergi.

“Kikwang shi…bangun.” Panggil Jiyeon mencoba membangunkan Kikwang.

“Eum ada dimana aku?”Tanya Kikwang kebingungan.

“Minumlah dulu , kau ada diapartementku.”

Kikwang meminum air putih yang diberikan Jiyeon. Ia memegang kepalanya. Tampak sekali Kikwang pusing , karena kebanyakan minum. Jiyeon pelan – pelan menjelaskan kenapa Kikwang ada dirumahnya. Kikwang belom sadar sepenuhnya , tapi tampak ia mengerti apa yang dikatakan Jiyeon

“Aku sudah menyiapkan makanan untukmu. Kamu makanlah.” Kata Jiyeon

“Kau mau kemana?”Tanya Kikwang.

“Aku akan pergi. Kau makanlah kau gunakanlah apartemntku sesuka hatimu. Asal jangan kau berantakan saja. Istirahatlah , kau pasti pusing dan mual , kau tampak banyak minum sekali.”

“Kau mau pergi kemana?”

“Aku sudah bilang aku ada perlu. Sudah kau istirahat saja dahulu.”

Jiyeon meninggalkan Kikwang , sambil membawa beberapa makanan yang akan dipakai untuk sembayang. Saat Jiyeon kebawah ternyata Eunhyuk sudah mau keatas. Timing yang tepat.

“Kau sudah siap?”Tanya Eunhyuk sambil membantu Jiyeon membawa barang bawaannya.

“Iya , ayo kita pergi. Tapi sebelum itu kita mampir dulu ke toko bunga yah.” Pesen Jiyeon.

“Baiklah.”

Jiyeon pergi bersama Eunhyuk. Mereka berdua menuju kepinggiran Seoul. Belum jelas sebenarnya mereka sembayang untuk apa. Tak berapa lama mereka sampai di sebuah komplek pemakaman. Eunhyuk dan Jiyeon keduanya tampak tidak asing dengan komplek pemakaman tersebut.

Jiyeon dan Eunhyuk berjalan menyusuri komplek pemakaman tersebut. Tak lama mereka berjalan mereka sampai disebuah pekamaman , Jiyeon tampak memberi hormat , di kuburan tersebut.

“Tidak terasa sudah 7 tahun berlalu.” Komentar Eunhyuk sambil membereskan kuburan tersebut.

Jiyeon tidak merespond perkatan Eunhyuk. Jiyeon terus membereskan tanpa mengatakan apapun. Sampai setelah Jiyeon selesai membereskannya , iapun duduk dekat makam tersebut , Eunhyuk ikut duduk bersamanya tepat disebelahnya

“Kalau saja , oppa masih hidup mungkin ia akan menjadi seperti Eunhyuk oppa.” Komentar Jiyeon.

“Member lain masih mencari tahu tentang latar belakang Hiro. Mereka berniat meminta maaf pada keluargamu.” Kata Eunhyuk

“Mereka tidak salah apapun. Kematian Hiro tidak ada hubunganya dengan kalian. Hiro meninggal karena kemamuanya sendiri.”

“Leeuteuk maish mencari tahu tentang latar belakang Hiro , ia sekali dua kali menanyakan padaku. Jujur saja semua member merasa bersalah karena kematian Hiro. Apalagi Leeuteuk.”

“Aku tahu akan hal itu. Tapi walaupun 7 tahun berlalu , kau tahu oppa aku hanya berani meceritakan ini semua padamu. Bahkan pada sahabat atau orang yang kucintai sekalipun akut idak berani menceritakanya. Terlalu menyakitkan.”

Sebenarnya cerita ini bermula kira – kira 11  tahun yang lalu. Hiro adalah adiknya. Jiyeon lebih dekat dengan adiknya dari pada kakaknya. Karena jarak umur yang terlalu beda jauh dengan kakaknya. Sedangkan dengan Hiro ia hanya beda 1 tahun.

Dari kecil Hiro dan Jiyeon selalu bersama – sama. Mereka sempat dikatakan kembar. Sampai SMA mereka berpisah. Hiro menemukan mimpinya ingin menjadi bintang  , maka ia keluar dari SMA dan memutuskan untuk serius menjadi artis.

Hiro memutuskan untuk menjadi training , dan untungnya persuaha SM menerimanya. Dan sejak itu Hiro di training bersama Eunhyuk dan member SJ lainya. Sampai saat itu semuanya baik – baik saja , Hiro menjalani hubungan baik dengan teman – teman trainingnya. Bahkan ia juga akan debut menjadi bagian dari Super Junior.

Walaupun karir Hiro berjalan lancar tidak dengan percintaanya. Sebenarnya Hiro tidak boleh berpacaran selama masa training tapi , karena cinta maka Hiro melakukan hubungannya secara diam – diam . Tapi ternyata pacarnya , berselingkuh di depan Hiro. Hiro sangat shock hingga ia memutuskan loncat dari kamarnya , yang sekarang di tepati oleh Jiyeon sebagai ruang kerja. Hiro melompat di depan mata Jiyeon dan Eunhyuk yang kebetulan hari itu datang untuk menjenguk Hiro. Itu peristiwa yang menyakitkan dan tidak bisa Jiyeon lupakan seumur hidupnya.

Karena hal itu Jiyeon sempat histeris , ia sempat mendapatkan perawatan ekstra dari rumah sakit , karena mendapat shock hebat dari kejadian tersebut. Kejadian bunuh diri Hiro sempat masuk koran , dan dari issue yang beredar dimasyarakat itu dikarenakan ia dibullying oleh training. Tapi itu tidak benar , maka para member yang belum mengetahui cerita sebenarnya merasa bersalah sampai sekarang , dan masih mencoba mencari tahu keluarga Hiro. Tapi sampai saat ini mereka belum mengetahui keluarga Hiro.

“Jika suatu saat mereka tahu yang sebenarnya , apa yang akan kamu lakukan?”Tanya Eunhyuk.

“Aku tidak tahu. Aku ingin menyelesaikan kesalah pahaman ini. Tapi mengingat kejadian itu membuatku ingin gila. Aku tidak ingin mereka hidup dalam penyesalan yang tidak seharusnya. Tapi aku juga tidak sanggup untuk meningat semuanya. Itu menyakitkan.” Kata Jiyeon lemas

“Baiklah kalau kamu belum mau menceritakannya.”

Eunhyuk mengerti benar seberat apa perasaan Jiyeon. Karena dia juga shock berat melihat Hiro bunuh diri didepanya. Dia hanya teman dekat Hiro , sedangkan Jiyeon adiknya. Pasti ini sangat berat.

Tidak heran Jiyeon sampai harus mendapatkan perawatan medis khusus , selama bertahun tahun setelah kejadian tersebut. Eunhyuk bersyukur Jiyeon sudah bisa kembari ceria. Ia juga tidak mau memakaskannya  mengingat kejadian yang tidak mengenakan tersebut.

Kikwang POV

Setelah dibangunkan Jiyeon Kikwang memutuskan untuk tidur sebentar. Tak terasa ternyata sudah jam 2 sian. Tapi Jiyeon masih juga belom pulang. Sebenarnya Jiyeon kemana?

Kikwang bangkit dari tempat tidur Jiyeon. Ia melihat makanan sudah ada di dapur , tapi sudah dingin. Saat mau memakan perhatian Kikwang menuju ruang kerja Jiyeon yang tidak tertutup rapat.

Kikwang mendekati ruang kerja Jiyeon. Pertama kali Kikwang melihat ruang kerja Jiyeon yang memiliki balcon itu terbuka. Biasanya Jiyeon tidak pernah membukanya. Kalau Kikwang mau membukanya Jiyeon akan melarangnya.

Kikwang mendekati balcon tersebut , tepat diujung balcon ada sebuah rangkaian bunga dan foto. Kikwang mendekati foto tersebut. Foto seorang lelaki , lelaki itu tampak tersenyum bahagia. Dilihat dari fotonya itu merupakan foto lama.

Kikwang memandang penasaran pada foto itu. Ia tidak mengenal lelaki dalam foto itu , dan mengapa Jiyeon menaruh foto lelaki dan bunga di balkon ruang kerjanya? Kikwang kembali masuk ke dalam ketika mendengar seseorang datang.

Kikwang masuk kedalam , ternyata benar ada yang datang. Jiyeon sudah pulang. Tapi ia tidak pulang sendirian. Ada Eunhyuk. Kikwang menyapa Eunhyuk sambil membungkuk , Eunhyuk pun ikut membungkuk.

“Kau belom makan?”Tanya Jiyeon yang melihat Kikwang belom memakan , makanan buatan Jiyeon sama sekali.

“Aku baru saja bangun , belom sempat makan.” Jawab Kikwang

“Kalau begitu aku hangatkan saja makanannya. Oppa kau mau makan juga?”

“Boleh.” Jawab Eunhyuk malu – malu.

Jiyeon langsung mengganti bajunya. Kikwang dan Eunhyuk duduk di sofa  , mereka tampak canggung. Ini kali pertama mereka berdua disuatu ruangan. Jujur saja Kikwang tidak begitu dekat dengan Eunhyuk. Ia hanya tau Eunhyuk sekedar teman sesama artis saja.

“Kudengar kamu menonton drama musikal bersama Junsu?” Tanya Eunhyuk membuka pembicaraan.

“Ah… Junsu hyung? Iya aku pergi bersamanya juga .” Jawab Kikwang kaku

“Bagaimana keadaan dia? Apakah dia baik – baik saja? Aku sudah lama tidak bertemu denganya. Kau tau , agak sulit untuk bertemu denganya karena masalah menejement kami dan dia.”

“Ah aku mengerti , dia baik – baik saja kok. Dia sekarang sedang istirahat.”

Kikwang dan Eunhyuk terus membicarakan tentang Junsu. Karena mereka sama – sama binggung akan mengatakan hal apa lagi , selain mengenai Junsu. Sampai Jiyeon bergabung Eunhyuk dan Kikwang terus mengobrol soal Junsu dan sekali – kali mengenai sepak bola. Karena mereka punya ketertarikan akan olah raga itu .

“Kau tidak ada kerjaan hari ini?”Tanya Jiyeon pada Eunhyuk.

“Tidak , aku khusus mengosongkan jadwalku hari ini.” Jawab Eunhyuk

“Kalian berdua habis dari mana?”Tanya Kikwang penasaran.

Eunhyuk tidak menjawab sama sekali. Ia malah melihat ke Jiyeon. Jiyeonpun tampak tidak seperti ingin menjawabnya. Ia malah menghindar , dengan mengalihkan topik. Karena mereka berdua tidak mau membahasnya Kikwangpun tidak bertanya lagi. Kikwang mungkin harus menunggu kesempatan yang tepat untuk menanyai Jiyeon.

“Kau tidak ada jadwal hari ini?”Tanya Eunhyuk pada Kikwang.

“Tidak ada.” Jawab Kikwang singkat.

“Kau tidak sesibuk yang kubayangkan rupanya.”

Kikwang hanya tersenyum mendengar komentar itu. Ia memang tidak terlalu sibuk akhir – akhir ini , karena syuting yang telah selesai dan b2st tidak sedang melakukan promo. Tapi sialnya , di kala ia sedang luang , malah ia sudah putus dengan Jiyeon. Padahal kalau biasanya saat ada waktu luang , Kikwang akan menghabiskan waktu bersama Jiyeon. Menebus waktu – waktu biasa yang tidak bisa ia lewatkan dengan Jiyeon.

Jiyeon POV

Eunhyuk baru saja pulang. Kikwang masih belom pulang. Jiyeon sempat menanyakan kepada Kikwang , kapan ia akan pulang. Bukan beramksud untuk mengusir tapi ia hanya merasa Kikwang harus pulang ke dorm , untik tidak membuat orang lain cemas.

“Mereka tidak akan cemas , aku sudah mengabari mereka.” Kata Kikwang ketika Jiyeon menyuruhnya untuk pulang.

“Terserah kamulah.” Kata Jiyeon menyerah.

“Kenapa , apa kamu tidak suka kalau aku berlama – lama disinih?”

“Bukan begitu. Aku hanya tidak mau ditelepon menejermu lagi , karena aku sudah berjanji aku akan menjauhimu.”

“Ji Hoon hyung meneleponmu?”

Jiyeon buru – buru menggeleng.

“Jawab aku Jiyeon , apa Ji Hoon meneleponmu?”

“Tidak , aku hanya asal bicara saja. Sudahlah ini makanlah.”

Jiyeon memberikan Kikwang Jelly stawberry , yang tak lama ia buat untuk cemilan sehari – hari Jiyeon. Kikwang tampak menikmati jelly buatan Jiyeon itu hingga melupakan tentang topik yang terjadi.

“Ah iya… tumben kau membuka balkon ruang kerjamu , ada apa? Dan siapa foto yang kau taruh di balkon? Dan mengapa ada bunga?”Tanya Kikwang sambil asyik makan.

“Dia adikku , hari ini adalah peringatan kematiannya.” Jawab Jiyeon singkat.

“Apa karena itu , kau pagi – pagi tadi pergi bersama Eunhyuk?”

Jiyeon hanya mengangguk, Kikwang tidak menanyakan lebih jauh , karena Jiyeon tampak menunjukan ketidak inginnya  membahas hal ini lebih jauh lagi. Maka Kikwangpun diam sambil memakan jelly stawberrnya.

“Kapan kau pulang?”Tanya Jiyeon untuk kesekian kalinya.

“Kau selalu saja bertanya hal yang sama , kenapa? Apa kau ingin aku cepat pulang?” Tanya Kikwang jengkel.

“Aku masih harus menyelesaikan bajuku , kalau kau ada disinih bagaimana aku bisa menyelesakannya?”

“Tenang saja , kau tidak perlu terganggu karena adanya aku , kerjakan saja apa yang mau kerjakan. Aku bisa mengurus diriku sendiri.”

Jiyeon melihat Kikwang sekali lagi , sebelum ia menuju ruang kerjanya. Kikwang masih asyik memakan jellynya. Sepertinya ia tidak harus menemani Kikwang , pikir Jiyeon. Jiyeonpun asyik dengan pekerjaannya , dan berhasil mencemaskan Kikwang yang bertamu di apartementnya

Jiyeon POV

“Padahal aku belanja sendiri juga bisa.” Kata Jiyeon sambil berjalan bersama Yoseob.
“Kamu akan sulit membawa barang belanjaannya kalau kamu harus pergi sendirian.” Kata Yoseob canggung.

Jiyeon dan Yoseob tidak banyak bicara. Mereka memang sering bertemu satu sama lain , tapi mereka tidak punya kesempatan untuk berdua seperti ini. Ini kali pertama mereka berdua.

“Apa kau bisa memasak semua masakan yang kita inginkan?”Tanya Yoseob penasaran saat mau membayaran barang belanjaan.

“Sudah biar kau saja yang membayar. Iya aku bisa melakukannya.” Kata Jiyeon.

“Aku akan kena marah member lain kalau ketahuan oleh member lain kalau kau yang membayarnya.”

“Anggap saja hanya aku dan kau yang tahu kalau aku menraktir kau makan. Okay?”

“Aku tidak pernah menanyakan hal ini sebelumnya , aku rasa kau tidak keberatan kalau aku menanyakan pertanyaan seperti ini. Kau tidak tampak seperti orang Indonesia , walaupun namamu nama korea.”

“Aku memang bukan orang korea asli , hanya kakek dari ibuku yang orang korea , nenek dan juga ayahku mereka orang indonesia.”

“Indonesia?”

“Kau tahu Bali? Itu adalah bagian dari Indonesia. Aku tinggal di korea sejak aku SD , lalu kedua orangtuaku memutuskan untuk kembali ke Indonesia , tapi karena aku tidak mau . Maka dari SMA aku tinggal di korea seorang diri. Makanya aku jago masak. Sealin masakan korea kau juga bisa masak , masakan Indonesia. Lain kali akan kumasakan kalian masakan Indonesia.”

Yoseob dan Jiyeon pelan – pelan mulai tidak canggung. Mereka lebih sering berbicara satu sama lain saat perjalan pulang. Yoseob orang yang gampang bergaul , begitu pula dengan Jiyeon , mereka jadi tampak sangat akrab satu sama lain , seperti sudah lama berteman.

“Oh kalian sudah kembali.” Komentar Hyunseung ketika melihat Jiyeond an Yoseob sampai di dorm

“Kami membeli semua yang dibutuhkan.”Kata Yoseob sambil menaruh barnag belanjaan di dapur.

“Tadi Doojoon menelepon , dia akan pulang sebentar lagi . Aku sudah menyuruhnya untuk tidak makan , karena ada makanan dirumah. Kalau Kikwang…” Hyunseung melihat kearah Jiyeon dengan agak takut , ia takut kalau Jiyeon akan tersinggung.

“Teruskan saja , aku tidak apa – apa.” Jelas Jiyeon santai.

“Kikwang , tidak dapat dihubungi.” Jelas Hyunseung pada akhirnya.

“Mungkin dia masih sibuk syuting.”

“Seharusnya syuting sudah selesai , akhir – akhir ini dia memang sering pulang terlambat.” Jelas Yoseob.

“Ya!” Teriak Hyunseung

Hyunseung memeloti Yoseob , Yoseob baru sadar akan Jiyeon. Yoseob buru – buru menutu kedua mulutnya dengan tanganya. Jiyeon yang melihat itu , hanya tersenyum.

“Aku sudah bukan pacarnya lagi , kalian tidak perlu bertingkah seperti itu. Aku akan melihat Junhyung dulu.” Kata Jiyeon sambil beranjak ke kamar

Tak bisa dipungkuri dalam hati Jiyeon ia kawatir. Tapi ini bukan haknya lagi , ia tidak bisa cemburu , apalagi mencampuri kehidupan pribadi Kikwang , Kikwang bukan pacarnya lagi.

“Kenapa dengan wajahmu?”Tanya Junhyung yang baru bangun.

“Ah…Kau sudah sadar , aku mengecek keadaanmu?”Tanya Jiyeon sambil mengecek suhu tubuh Junhyung dengan telapak tanganya.

“Kau kenapa , Jiyeon?”

“Aku tidak apa – apa. Kau tenang saja. Kau masih demam , aku akan membuatkanmu bubur. Kau tidurlah , nanti akan kubawakan kemari buburnya.”

Jiyeon meninggalkan Junhyung. Ia kembali ke dapur memasakn masakan yang diminta oleh Hyunseung dan Yoseob , tak lupa bubur untuk Junhyung. Untung Hyunseung dan Yoseob mau memabantu , kalau tidak Jiyeon tidak mungkin bisa memasak semua masakan itu sebelum Doojoon pulang.

“Wah , ada wangi apa ini?”Tanya Doojoon semangat yang baru pulang.

“Ada makanan enak , hyung kemari kau haru coba masakan Jiyeon , enak!” Teriak Yoseob dari dapur.

Yoseob memberikan Doojoon samgyupsal yang sudah matang , Doojoon mengacungkan ke dua jempolnya

Dengan mulut penuh makan Doojoon berkata “Ini enak Jiyeon.”

“Terima kasih , kalian benar – benar makan jam segini?”Tanya Jiyeon sambil melihat jam yang sudah menunjukan pukul 1 hampir pukul 2.

“Bagaimana lagi? Ditengah jadwal yang padat , maka makanpun tidak teratur. Kami harus makan jam segini. Apa Junhyung masih tidur?”

“Iya , aku menyuruhnya tidur. Aku sudah memaskaan bubur untuknya sebnetar lagi matang.”

“Kau tidak makan Jiyeon?”

“Tidak , aku sudah kenyang. Kalian makanlah yang banyak.”

Yoseob , Doojoon dan Hyunseung mengerumi dapur untuk makan , karena tidak ada meja makan , mereka terpaksa makan di dapur. Jiyeon membawa bubur yang sudah matang ke kamar. Junhyung tampak tertidur. Dengan pelan – pelan Jiyeon membangunkan Junhyung.

“Oppa , bangun. Makanlah ini dulu baru oppa tidur.” Kata Jiyeon pelan.

Junhyung bangkit dari tempat tidurnya , baru saja ia baru mengambil bubur yang diberikan Jiyeon , Jiyeon malah menjauhkan bubur itu dari Junhyung.

“Kau istirahatlah , aku akan menyuapimu.” Kata Jiyeon.

“Tapi aku bukan anak kecil . “ Protes Junhyung.

“Kau memang bukan anak kecil , tapi kau sedang sakit , Sudah dengarkan saja kata – kataku saja.”

Kikwang POV

Kikwang benar – benar lelah , ia baru selesai syuting dan Ji Ah mengajaknya makan. Kikwang pikir itu hanya ajakan makan setelah itu pulang. Tapi Ji Ah setelah makan malah  mengajaknya berjalan – jalan , karena tidak enak kalau menolak maka Kikwangpun ikut. Maka karena itu ia pulang larut.

Saat Kikwang baru pulang , ia mencium bau yang tidak biasa. Bau makanan. Tidak biasanya dormnya itu bau makanan , karena jarang yang makan di dorm. Tampak member lain sedang sibuk makan di dapur.

“Kalian memasak sesuatu?”Tanya Kikwang saat melihat para member yang sibuk makan di dapur.

“Tidak , bukan kami yang memasaknya . Jiyeon yang memasak.” Jelas Dongwoon dengan mulut penuh makanan.

“Jiyeon memasak? Apa tadi Jiyeon kemari?” Tanya Kikwang semangat

“Iya , sekarang ia lagi di kamar menemani Junhyung makan.”

Kikwang buru – buru ke kamar , di kamar ia melihat dengan mata kepala sendiri kalau Jiyeon sedang menyuka Junhyung makan. Kikwang merasa panas melihat adegan itu , tapi ia tidak bisa melakukan apapun. Ia bukan siapa – siapa Jiyeon lagi

“Kikwang kau sudah pulang.” Kata Junhyung yang menyadari keberadaan Kikwang.

“Iya aku sudah pulang.” Jawab Kikwang canggung.

“Kau sudah makan? Jiyeon baru saje memasak makanan. Makanlah , diluar.”

“Ah baiklah…”

Kikwang dengan terpaksa keluar dari kamar. Ia masuk ke dapur dan ikut makan bersama member lain. Walaupun sebenarnya ia sudah kenyang tapi ia ingin sekali makan , masakan Jiyeon. Sudah lama ia tidak masak makanannya.Tak berapa lama Jiyeon keluar dari kamar.

“Jiyeon , masaknmu enak.” Puji Hyunseung.

“Terima kasih. Aku menaruh bulgogi di kulkas , belum aku masak. Kalian bisa memasaknya ketika kalian lapar. Dan aku menaruh bubur untuk Junhyung , aku sudha mengatakan padanya untuk ia memakanya besok. Kalian jangan memakanya yah.” Pesan Jiyeon.

“Kau mau kemana?”Tanya Kikwang ketika menyadari Jiyeon seperti beres – beres.

“Aku akan pulang.”

“Sendirian? Biar kuantar.”

“Tak perlu , aku bisa pulang sendiri.”

“Tapi ini sudah malam , sudah aku antar saja.”

Jiyeon akhirnya menurut untuk pulang bersamanya, setelah dipaksa. Selama perjalanan Jiyeon dan Kikwang tidak mengataka sepatah katapun. Mereka berdua tampak sekali sangat canggung. Sampai di apartement Jiyeon

“Tadi menejermu menghubungiku.”Kata Jiyeon sesudah sampai di apartementnya.

“Ji Hoon hyung meneleponmu?”Ulang Kikwang

“Iya , dia mengatakan kalau kau sedang menjalin hubungan denga Ji Ah , dan dia menyuruhku untuk menjaga jarak denganmu. Aku mengatakan aku akan melakukannya.”

“Ji Hoon hyung , mengatakan seperti itu? Tapi aku tidak berhubungan dengan Ji Ah dan kau harus percaya akan hal itu!”

“Kikwang , aku sudah tidak peduli lagi , kau berhubungan dengan siapa . Aku hanya ingin hidup tenang . Itulah yang kuinginkan. Aku akan tetap menjadi temanmu , tapi kumohon jangan menganggapku sebagai pacarmu lagi yang harus kau urus , kau cemasi. Aku bisa sendiri Kikwang. Aku akan baik – baik saja menjalani kehidupanku sendiri , kau harus percaya hal itu.”

“Apa maksudmu itu berarti tidak ada harapan kita kembali bersama?”

“Aku hanya ingin kita menjadi teman.”

“Apa ini karena Junhyung?”

“Ini tak ada hubunganya dengan Junhyung. Junhyung kuanggap sebagai temanku saja tidak lebih.”

Kikwang sudah tidak bisa berkata apapun . Jiyeon memang bersungguh – sungguh dengan perkataannya barusan. Kikwang bisa merasakan hal tersbut. Mungkin memang dia harus menyerah.

Jiyeon POV

“Aku sudah menyiapkan bubur untuk kau makan besok. Kau harus memakannya yah.” Pesan Jiyeon sambil terus meyuapi Junhyung bubur.

“Ia aku mengerti.” Jawab Junhyung patuh.

“Kalau kau besok merasa masih tidak enak badan , dan tidak ada member disinih. Kau boleh menelponku. Aku akan datang.”

“Terima kasih.”

Kring….Kring…..

“Sebentar yah.”

Jiyeon menganggkat teleponnya sambil menjauhi Junhyung. Di pojok kamar Jiyeon tampak serius menerima panggilan telepon , tidak jelas dari siapa panggilan telepon itu. Sambil sekali – kali ia mengatakan maaf.

“Telepon dari siapa?”Tanya Junhyung ketika Jiyeon menyudahi teleponnya.

“Menejer Kikwang.” Jawab Jiyeon pelan.

“Ji Hoon hyung? Untuk apa dia meneleponmu?”

“Ia mengatakan kalau Kikwang sedang menjalin hubungan dengan Ji Ah , dia menyuruhku untuk tidak menemui Kikwang lagi.”

Jiyeon berusaha sebaik mungkin menyembunyikan kepedihannya. Tapi saat Junhyung memegang wajahnya , air mata Jiyeon otomatis mengalir tanpa bisa dibendung.

Jiyeon tak bisa menyangkal kembali , ia memang masih mencintai Kikwang. Ia memutuskan Kikwang , hanya karena lelah. Tapi berapa kalipun ia mencoba melihat Kikwang tanpa ada rasa , tapi rasa cintanya semakin bertumbuh.

“Sudahlah , kalau kau memang mau menangis , menangis lah.” Kata Junhyung sambil mengelus Jiyeon dengan penuh kasih.

“Maafkan aku.” Kata Jiyeon dalam isak tangis.

Junhyung memeluk Jiyeon perlahan. Jiyeon terus menangis dan menangis. Jiyeon sudah tahu dari awal kalau mencintai Kikwang adalah hal yang salah karena tidak ada seorangpun yang mendukung mereka . Tapi ia terus mencintai Kikwang , dan akhirnya ia hancur seperti ini.

“Hapus air matamu , sepertinya Kikwang datang.” Bisik Junhyung ketika menyadari suara gaduh diluar kamarnya.

Jiyeon buru – buru menghapus air matanya. Ia juga kembali menyuapi Junhyung bubur  yang sudah dingin.

“Jangan biarkan Kikwang melihat kamu memagis di depanya.” Pesan Junhyung.

Junhyung POV

“Jiyeon sudah pulang?”Tanya Junhyung yang baru saja keluar kamar

“Barusan Jiyeon pulang diantar oleh Kikwang. Ah dia memasn kau harus makan bubur besok.” Kata Doojoon mengingatkan

“Apa masih ada sisa makanan?”

“Masih Jiyeon sudah memasukan ke kulkas semuanya.”

Junhyung melihat ke kulkas. Ini pertama kalinya ia melihat kulkasnya rapih dan terissi makanan. Biasanya di kulkas hanya ada makanan ataupun kimchi yang diberikan fans ataupun orang tua member .

“Kalian memiliki banyak persedian makanan rupanya.” Komentar Junhyung setelah melihat kulkas yang berisi banyak makan.

“Kali ini kita tidak perlu kawatir tidak ada makanan di dorm.” Komentar Yoseob senang,

“Ah iya , buburmu ada di microwave.” Kata Hyunseung.

Junhyung melihat microwave. Memang ada bubur yang Jiyeon buatkan oleh Jiyeon. Junhyung harus bertahan memakan bubur sampai ia sembuh benar. Junhyung bukan tipekal orang yang suka makan bubur , sebenarnya.

Waktu dulu sakit bersama ommanya , Junhyung tidak akan makan bubur , ia makan nasi. Tapi ini karena Jiyeon yang membuatkan maka Junhyungpun mau. Inikah kekuatan cinta? Junhyungpun tidak mengerti

 

 

Jiyeon Pov

Hari – hari berjalan dengan biasa. Jiyeon sudah bisa melupakan Kikwang , ia sekarang disebukan dengan Sukira. Jiyeon memantapkan diri untuk fokus pada Sukira , dan kuliahnya. Ia pun masih sibuk mencari model untuk pergelaran busananya yang sudah tinggal 2 bulan lebih 2 minggu lagi.

“Apa yang kau lakukan? Tidak pulang?”Tanya Cho PD sambil melihat Jiyeon yang sibuk di depan laptopnya , padahal jam siaran sudah beres.

“Ah , sebentar lagi aku masih harus melihat – lihat ini , kagok kalau aku harus melihatnya lagi dirumah.” Jawab Jiyeon yang sibuk dengan laptopnya , entah apa yang dilakukannya.

“Kau sedang mencari model? Untuk apa?”

“Untuk pergelaran busanaku , tinggal 2 bulan lebih , tapi aku belom mendapatkan model.”

“Bukankah kau bilang waktu itu Kikwang mau menjadi modelnya?”

“Dia sudah membatalkanya. Dia bilang dia tidak bisa karena ternyata dia mendapatkan jadwal pada hari itu.”

“Lalu kau tidak memaskanya? Kapan orang itu akan mendahulukanmu , sekalipun ia tidak pernah mendahulukanmu , tapi kamu? Kamu selalh mendahulukannya. Aku heran kau bisa tahan berhubungan dengan orang seperti itu selama 2 tahun.”

“Ah sudahlah , tidak perlu dibahas lagi. Itu sudah menjadi masa lalu.”

“Lalu apa kau sudah mendapatkan modelnya?”

“Sulit… ternyata menyewa model itu mahal.”

“Eunhyuk –ah… bisa kau kemari sebentar.” Panggil Cho PD

Eunhyuk yang tadinya mau pulang , kembali keruangan siaran menghampiri Cho PD. Jiyeon masih sibuk dengan pencarian modelnya.

“Eunhyuk , kau menjadi model untuk Jiyeon bisa kan?”Tanya Cho PD tiba tiba

Mendengar hal itu Jiyeon tampak kaget “PD! Mana mungkin aku memakai Eunhyuk.”

“Dari pada kau mencari model di internet yang nggak jelas , mending Eunhyuk. Apa dia kurang ganteng? Kalau kurang kau bisa minta bantuan Siwon.”

Eunhyuk bengong saja. Ia tidak tahu menahu tiba – tiba dipanggil dan diminta menjadi model Jiyeon oleh Cho PD.

“Bukan itu , mana mungkin aku bisa membawa Super Junior member , mereka ini hallyu star. Aku yakin bayaran mereka tinggi. Membayar model biasa saja aku sudah binggung , apalagi disuruh membayar hallyu star sekalas Super Junior.”
“Kalian berdua asyik berkata tentang aku dan Super Junior , dan aku tidak mengerti. Sebenarnya ada apa?”Tanya Eunhyuk yang sedikit kesal.

Cho PD menjelaskan pada Eunhyuk , semua. Eunhyuk memahami . Ia pun menanyakan tanggal berapa Jiyeon akan mengadakan fasshion shows perdananya itu.

“ Tanggalnya sich tanggal 14 Maret.” Jawab Jiyeon.

Eunhyuk buru – buru mengeluarkan tabletnya. Ia mengcek jadwalnya pada tanggal segitu. Eunhyuk masih sibu kdengan tablet nya sambil berkata “Aku rasa aku bisa membantumu.”

Jiyeon tampak kaget “Tapi aku tidak bisa membayarmu.”

“Kau tidak perlu membayarku , kurasa tidak seperti seharunya. Tapi kau harus menaraktirku makanan , yang enak. Bagaimana?”

“Tentu saja aku mau!”

“Untung ada aku , kau itu aneh , mencari yang jauh. Yang dekat dulu ditanyakan baru yang jauh.” Komentar Cho PD

“Aku pasti akan mengosongkan jadwalku tanggal 14 maret nanti.” Janji Eunhyuk.

“Tapi , kalau kamu merasa itu akan sulit. Aku tidak memaksanya kok.Aku akan mencari model lain saja.” Kata Jiyeon buru – buru.

“Tidak , ini tidak sulit. Aku membantu teman sendiri kok. Yah sudah aku masih harus ada jadwal lain. Aku pulang dulu. Nanti soal fitting segala kau bisa sesuaikan jadwalnya denganku.”

“Baiklah. Bye…”

“Bye…”

Eunhyuk dan Cho PD pergi dahulu. Jiyeon masih di ruangan siaran. Ia membereskan beberapa hal. Saat mau beranjak ia melihat Doojoon yang menunggunya di pintu. Jiyeon tampak kaget dengan kehadiran Doojoon. Ia sama sekali tidak sadar kalau ada orang yang masuk.

“Sejak kapan oppa ada disituh?”Tanya Jiyeon kaget.

“Tidak lama. Kamu tampak tidak memperhatikan karena terlalu sibuk beres – beres.” Kata Doojoon santai.

“Oppa , datang kemari ada apa?”

“Tadi aku mencarimu diruanganmu , kata teman – teman kamu , kamu masih ada di ruangan siaran. Maka aku datang kemari. Apa kamu ada waktu sebentar?”

“Tentu saja . Bagaimana kalau kita bicarakan di kafetaria saja? Tapi aku beres – beres dulu. Nanti aku menyusul.”

“Baiklah , aku tunggu.”

Setengah berlari Jiyeon menuju kantornya. Ia menaruh semua barangnya di mejanya tanpa ia tata seperti biasa. Ia tampak buru – buru mengambil tas langsung menuju kafetaria.

“Oppa , apakah aku lama?”Tanya Jiyeon yang tampak kelelahan , karena berlari.

“Tidak , silahkan duduk.” Kata Doojoon sopan.

“Aku rasa oppa sengaja datang menemuiku karena , Kikang. Apa benar begitu?”

“Aku sudah tahu kau dan Kikwang sudah putus. Semua member sudah tahu akan hal itu. Aku hanya berharap walaupun kau dan Kikwang sudah tidak berhubungan seperti dulu. Tapi aku harap kita semua masih berteman.”

“Aku mengakhiri hubungan dengan Kikwang sebagai pacar bukan sebagai teman. Jadi kau tidak perlu cemas akan hal itu.”

“Jiyeon ah , apa boleh aku mengajukan satu pertanyaan? Sebenarnya andai…andai saja Kikwang bukan seorang selebritis , ia hanya seorang mahasiswa biasa apakah kau masih mencintainya?”

“Walaupun dia selebritis atau bukan aku masih mencintainya. Aku mencintai Kikwang bukan karena siapa dia , profesinya , atau apapun. Aku mencitainya karena dia itu Kikwang. Walaupun aku memutuskannya , tapi kalau boleh jujur aku masih mencintainya. Tapi aku terlalu lelah. Aku lelah dengan cara mencintai seperti ini , maka aku memilih untuk berhenti dan memilih mencintainya dengan cara b2uty mencintainya saja.”

“Kau adalah wanita yang unik dan juga baik hati. Pantas saja banyak yang menyukaimu.”

“Banyak??? Memang siapa saja yang menyukaiku selain Kikwang?”

Doojoon tampak kaget dengan perkataannya “Maksudku yah semua orang menyukaimu , aku contohnya. Sebagai teman.” Jelas Doojoon buru – buru

“Ah begitu rupanya….”

Jiyeon dan Doojoon asyik ngobrol di cafetaria. Banyak yang mereka perbicangkan mulai dari pekerjaan mereka berdua sampai dengan kehidupan pribadi. Seperti tingkah member saat di dorm. Dan masih banyak lagi. Waktu sudah menunjukan jam 1 pagi . Doojoon pamit karena ia masih harus syuting di atas.

“Kau tidak apa – apa pulang sendiri? Aku bisa memitna menejerku untuk mengatarkan kamu.” Kata Doojoon cemas yang mendengar Jiyeon akan pamit pulang sendiri.

“Tenang saja , aku sudah terbiasa kok oppa pulang jam segini. Sudah oppa keatas , nanti telat.” Kata Jiyeon sambil melambaikan tangan

Dengan berat hati Doojoon meniggalkan Jiyeon. Ia kawatir melihat wanita pulang di jam seperti itu. Jiyeon berjalan keluar gedung. Keadaan di luar sangat dingin. Cuaca Seoul di pagi hari di musim dingin itu benar – benar sangat dingin.

Jiyeon berusaha mencari taksi , karena sudah tidak ada transportasi yang kerja pada jam segini. Tapi tidak ada satupun taksi yang ia lihat. Jiyeon mulai agak cemas. Tidak pernah ia seperti ini.

Kikwang Pov

Beberapa menit yang lalu Doojoon menelepon Kikwang yang baru mau tidur. Doojoon mengatakan untuk datang ke KBS untuk menjemput Jiyeon. Karena Jiyeon baru pulang jam 1 pagi dan menolak diantarkan oleh menjer Doojoon. Doojoon kawatir dan menelepon Kikwang.

“Kau mau kemana?”Tanya Junhyung yang melihat kikwang buru – buru keluar dorm.

“Aku mau menjemput Jiyeon.” Jawab Kikwang cepat

“Pakai mobilku saja.”

Junhyung melepar kunci mobil pada Kikwang dengan cekatan Kikwang menagkapnya. Ia langsung buru – buru menuju bestment dan pergi. Dasar wantia sok kuat! Masih saja keras kepala untuk pulang sendirian , apa dia tidak tahu ini sudah jam 1 pagi? Gerutu Kikwang selama dalam perjalanan.

Untungnya ternyata Jiyeon masih ada di tempat pemberintan bus di dekat gedung KBS. Ia tampak sibuk mencari taksi. Kikwang buru – buru meminggirkan mobilnya. Ia membuka jendela

“Ayo cepat masuk. Aku antar kau.” Kata Kikwang dari dalam mobil.

Jiyeon kaget melihat mobil yang menghampirinya dan ternyata di dalam mobil itu ada Kikwang. Jiyeon ingin menolak , tapi Kikwang sudah membukan pintu mobil. Terpaska karena tidak enak Jiyeonpun masuk ke dalam mobil.

“Bagaimana bisa kau ada diisnih?”Tanya Jiyeon heran.

“Tadi Doojoon hyung menjelaskan padaku semuanya. Kenapa kau tidak mau diantar dengan menjer Doojoon hyung? Kau tau kan ini jam berapa? Masih saja kau sok berani pulang sendiri!” Gerutu Kikwang.

“Maafkan aku , tapi aku tidak menyangka kau akan menjemputku.”

Sepanjang perjalanan Jiyeon dan Kikwang tidak berbicara lagi satu sama lain. Walaupun terlihat seperti canggung tapi bisa dilihat tidak ada yang memang berniat untuk memulai pembicaraan , mereka berdua tampak menikmati kesenyuian ini.

Karena kelelahan , tanpa sadar Jiyeon tertidur padahal ini sudah sampai di apartementnya. Kikwang yang melihat Jiyeon tidur tidak membangunkannya. Kikwang melihat Jiyeon yang tertidur.

Tangan Kikwang perlahan beranjak mendekati Jiyeon.  Jemarinya memegang wajah Jiyeon perlahan , takut membuatnya terbangun. Perlahan tubuh Kikwang mendekati Jiyeon dan sebuah kecupan manis mendarat di dahi Jiyeon tanpa Jiyeon sadari,

Kikwang masih melihat wajah Jiyeon untuk beberapa menit. Tak lama Kikwang membuka jaket nya dan memakainya pada jiyeon. Ia pun kembali melihat Jiyeon yang tertidur. Kikwang tahu kalau pagi pagi sekali ia sudah harus pergi untuk syuting dramanya. Tapi ia benar – benar tidak mau melewati moment ini.

“Kau sudah bangun?” Kata Kikwang melihat Jiyeon yang baru bangun.

“Jam berapa ini?”Tanya Jiyeon kebingungan.

“Jam setengah 5.”

“Ada dimana ini?”

“Di bestment apartemenmu. Kau ketiduran barusan , aku tidak berani membangunkanmu , kau terlihat amat kelelahan.”

“Ah… Kau seharusnya membangunkan aku , supaya kau bisa pulang juga untuk beristirahat.”

Jiyeonpun keluar dari mobil , masih dalam keadaan setengah sadar. Kikwang ikut menemani Jiyeon menuju lift.

“Sudahlah kau tidak perlu mengantarkan aku.” Tolak Jiyeon ketika Kikwang mengatakan ia ingin mengantarkanya ke apartemetnya.

“Aku akan mengantarkan kamu sampai lift saja bagaimana?”Tanya Kikwang

“Baiklah , ingat yah sampai lift saja.”

Kikwang berjalan menuju lift yang letaknya tidak begitu jauh dari dimana Kikwang mermarkirkan mobilnya.

“Sudah sampai sinih saja. Kau kembalilah pulang dan berisitrahat.” Kata Jiyeon saat sudah sudah sampai depan lift.

“Aku mungkin tidak akan pulang , aku harus ketempat syuting langsung.” Jelas Kikwang.

“Kau tidak akan pulang? Apakah kau tidak lelah hanya tidur beberapa jam saja?”

“Lelah , tapi mau bagaimana lagi aku memang harus melakukanya.”

Jiyeon langsung mebuka tasnya ia tampak mencari sesuatu dari dalam tasnya. Sambil memberikan susu pada Kikwang “minumlah ini , ini akan membuatmu sehat.”

“Susu pisang?”

“Aku hanya punya itu. Minumlah. Aku ke atas dulu yah.”

“Baiklah. Terima kasih.”

Jiyeon Pov

Jiyeon memutuskan untuk kembali tidur , karena kemarin ia pulang jam 1 pagi. Tapi belum ia mau tidur , ia sudah mencemaskan Kikwang. Ia ingin sekali mengirim email pada Kikwang , agar ia tidak lupa minum susu yang tadi ia berikan.

Tapi ia ragu. Ia takut itu akan menjadi kebiasaan , mencemaskan Kikwang itu akan menjadi kebiasaan kembali seperti dulu , sewaktu mereka pacaran. Ia sudah tidak perlu mencemaskan Kikwang tapi Kikwang tidak tidur karena dirinya?

Bagaimana ini? Apa yang harus dilakukan sekarang? Jiyeon tampak kebingungan. Tapi akhirnya ia memutuskan untuk mengiri email pada Kikwang.

“Jagalah kesehatanmu , jangan lupa minum susu. Aku akan melanjutkan tidurku lagi… Hoam….”

Setelah mengirim email pada Kikwang , Jiyeon langsung menuju kamar dan tidur. Jiyeon benar – benar lelah. Ia hanya ingin tidur hari itu.

Kikwang Pov

Saat dijalan menuju dormnya Handphone Kikwang berbunyi , ia melihat handphoneya ternyata ada email dari Jiyeon.

“Jagalah kesehatanmu , jangan lupa minum susu. Aku akan melanjutkan tidurku lagi… Hoam….”

Kikwang tersenyum membaca email Jiyeon. Ternyata Jiyeon masih peduli dengan dirinya. Apakah ini pertanda kalau ia masih bisa ada kesempatan untuk memperbaiki hubunganya dengan Jiyeon? Kikwang merasa memang ini adalah kesempatan , Kikwangpun membalas email tersebut

“Kau juga harus menjaga kesehatanmu. Susu yang kau berikan sudah kuminum , tapi aku rasa itu kurang, Apa yang harus kulakan sekarang…???”

@dorm B2ST

“Kikwang , ada yang mau aku bicarakan denganmu.” Kata Ji Hoon menejer b2st serius

“Ada apa hyung?”Tanya Kikwang yang sibuk membereskan barang bawaannya.

“Aku sudah dengar dari anak – anak kalau kamu sudah putus dengan Jiyeon. Aku harap kau tidak menemuinya lagi , karena sekarang kalian sudah putus.”

“Memang kenapa , hyung? Kenapa aku tidak boleh bertemu dengan Jiyeon lagi?”

“Kau harus mengerti posisimu sekarang. Kau sedang naik daun kalau kau berhubungan dengan wanita yang bukan dari kalangan selebritis , itu hanya akan membuat karirmu redup. Kau harus  mengerti hal itu.”

“Tapi hyung….”

“Sudahlah tidak ada tapi – tapian. Kau harus dengar apa yang aku katakan.”

Ji Hoon meninggalkan Kikwang begitu saja. Kikwang tampak kesal bukan main. Ia tidak menyangka kalau Ji Hoon hyung akan mengatakan hal seperti itu.

Jiyeon Pov

Badan Jiyeon terasa lemas. Ia tidak ingin bangun. Tapi karena ada jadwal kuliah yang tidak bisa ia tidak hadiri. Jiyeon harus bangun. Jiyeon melihat ke kaca. Matanya bengkak. Wajar saja ia menangis semaleman , dan hanya tidur beberapa jam.

Dengan cepat Jiyeon beres – beres dan mencoba mengompres matanya , agar tidak terlalu bengkak. Usahanya berhasil walaupun tetap kelihatan kalau matanya agak sedikit bengak , tapi tidak seperi dulu

@Seoul Univesity Fashion Design

“Jiyeon kau mau kemana?”Tanya Eunjung yang melihat Jiyeon buru – buru keluar kelas.

“Aku harus bertemu seseorang , kau pergi saja duluan.” Kata Jiyeon langsung pergi begitu saja.

Jiyeon berlari kecil. Ia menuju taman belakang kampusnya yang terbilang cukup sepi. Apa yang akan dilakukan Jiyeon di taman sepi?

“Oppa!”Panggil Jiyeon , saat melihat seorang lelaki berdiri di bawah pohon.

Lelaki itu melambai. Ia tampak tidak seperti anak kuliahan. Gayanya sangat trendi walaupun masih ada nuansa kasual. Ia memakai kacamata dan juga topi. Dari gaya pakainya ia seperti tidak ingin dikenali.

Junhyung Pov

Junhyung berjalan memasuki Seoul University dengan santai. Ia memggunakan jalan belakang , agar tidak banyak orang yang mengenalinya. Junhyung tampak sudah tidak asing berjalan – jalan di sinih.

Junhyung tampak seperti menunggu seseorang. Benar saja tak lama ada seorang gadis dengan rambut sebahu dan pakean kasual , memanggil dan mendekatinya. Gadis itu berlari mendekati Junhyung sambil terus melambaikan tangan

“Oppa apa yang kau lakukan disinih?” Tanya gadis itu sambil tersenyum manis.

“Jiyeon ah…apa oppa tidak boleh mengunjungimu sekali – kali? Oppa sudah lama tidak melihatmu.” Rengek Junhyung seperti anak kecil

“Hwekk… Kau membuatku ingin muntah , oppa.” Jiyeon pura – pura mau muntah. Mereka berdua memutuskan untuk duduk dibawah pohon.

Jiyeon sibuk membereskan bukunya. Junhyung hanya memperhatikan saja , sambil sekali – kali melihat beberapa mahasiswa yang berlalu lalang tak jauh dari tempatnya. Junhyung memandang dengan tatapan kerinduan  , seharusnya disinihlah kehidupan sehari – harinya , kalau ia tidak menjadi artis.

“Oppa , sebenarnya kau memintaku bertemu denganmu ada apa?”Tanya Jiyeon sambil memperhatikan lembaran kertas yang berisi hasil rancangan baju karyanya.

“Aku sudah mendengarnya , kau putus dengan Kikwang.” Kata Junhyung tanpa basa basi

“Kau menemuiku hanya untuk membahas putusnya aku dengannya?”

“Tidak juga aku berencana menraktirmu makan , kau mau?”

“Apa kau tidak ada jadwal hari ini?”

“Tidak , aku kan tidak sesibuk Kikwang.”

“Atau dengan kata lain , oppa kau kurang ‘laku’ “

“Ah sudahlah tidak perlu dibahas! Ayo.”

Junhyung beranjak dari tempatnya duduk. Mereka berjalan menuju pintu belakang. Karena ingin bertemu Jiyeon , Junhyung sengaja membawa mobil sendiri. Memang sudah kebiasaan ia membawa mobil sendiri kalo bertemu Jiyeon. Tapi kali ini lain , ia memabawa mobil pribadinya.

Ferarri keluaran terbaru warna hitam terparkir cantik tidak jauh dari pintu masuk bagian belakang Seoul University. Junhyung baru” ini memiliki uang , dan ia memutuskan membeli mobil pribadi yang sesuai dengan gayanya.

“Kurasa kau sudah kaya sekarang.”Komentar Jiyeon sambil masuk ke dalam mobil.

Junhyung hanya tertawa kecil mendengar komentar Jiyeon. “Aku mendapat uang ektra dari hak cipta lagu , kalau kau mau tahu bagaimana aku membeli ini.”

“Woah….. mobil ini memang benar – benar mewah. Aku tidak pernah naik mobil seperti ini sebelumnya. Aku hanya sering melihatnya . Kau tahu , kalau kau pergi ke gedung KBS dan dimana biasa para artist memarkirkan mobilnya. Kau bisa menemukan banyak mobil sejenis ini terparkir. Woah….Artist Hallyu Star memang berbeda.”

“Berhentilah mengaggumi , aku agak aneh , melihatmu terkagum – kagum seperti ini.”

Jiyeon tertawa. Merekapun berbincang – bincang selama perjalanan , perbincangan yang riang. Jiyeon yang lebih sering ngomong , dia lebih sering menceritakan pekerjaannya dan kuliahnya. Junhyung hanya menjadi pendengar yang baik seperti biasa.

Junhyung memarkikan mobil , pada suatu cafe di kawasan Hongdae. Cafe itu terlihat tutup , karena ada tulisannya masih tutup. Jiyeon turun dengan agak ragu.

“Kita mau makan disinih? Tapi ini tutup.” Kata Jiyeon sambil menunjuk papan pengumuman tutupnya cafe itu.

“Ini miliki temanku , aku sudah mengatakan kalau kita akan makan ,jadi kita bisa masuk.” Jelas Junhyung

Junhyung memasuki cafe yang berada di lantai bestment itu dengan pede. Jiyeon hanya mengikuti dari belakang. Junhyung sudah mengontak temannya yang merupakan pemilik cafe ini , untuk menyiapkan makanan di siang hari.

Sebenarnya cafe ini buka pada malam hari , tapi karena permintaan khusus dari Junhyung maka , temannya itu menyanggupinya dan berjanji membuka cafenya hanya untuk dia.

“Kau mau pesan apa?”Tanya Junhyung saat waiters menyerahkan menu pada mereka.

“Aku tidak tahu , menurutmu apa yang enak? Aku terserah kamu saja.” Kata Jiyeon yang kebinggungan melihat menu.

Junhyung memaskan steak untuk mereka berdua dan fruit punch. Awalnya Junhyung memasn wine , tapi karena Jiyeon berkata ia tidak minum karena siang , dan ia malam harus bekerja . Jadi Junhyung memutuskan untuk memesan fruit punch , salah satu minuman kesukaannya juga.

“Jadi kau putus dengan Kikwang pada akhirnya?”Tanya Junhyung lagi.

“Begitulah. Apa semua member sudah mengetahuinya? Atau hanya kau yang tahu?”Tanya Jiyeon balik penasaran.

“Tidak semua member sudah tahu , menejer yang memberi tahu. Kau sudah menyerah rupanya padanya?”

“Aku ingin menyerah , oppa. Tapi aku tidak bisa. Kau tau , oppa kemarin ia mencariku. Memintaku untuk tidak memutuskannya. Untuk beberapa menit bahkan aku terlena. Aku bahagia karena aku memang tidak ingin mengakhirinya. Tapi aku sudah terlalu lelah mungkin untuk menjalani ini….”

Junhyung bisa melihat kepedihan yang mendalam yang dirasakan Jiyeon. Jiyeon mencoba tegar , tapi ia tahu Jiyeon tak bisa selamanya tegar kalau ia memang tidak kuat.

Jiyeon Pov

KBS Stastion

“Oppa terima kasih atas tumpangannya , dan makananya. Tadi itu enak sekali!” Kata Jiyeon semangat.

“Sama – sama. Lain kali kita keluar lagi ok?” Ajak Junhyung lagi.

“Baiklah. Bye….”

Jiyeon  melambaikan tangan , sampai mobil Junhyung menghilang dari pandangan matanya. Iapun langsung masuk kedalam kantor .

“Wah sekarang dengan Junhyung nih.” Bisik Choi Pd yang tiba – tiba muncul dari belakang Jiyeon

“Kau menggagetkanku , oppa!” Sontak Jiyeon kaget mendengar Choi Pd yang muncul tiba – tiba dari belakang

“Ya ! Kenapa kau bisa dateng dengan Junhyung? Apa kau sudah merubah haluanmu dari Kikwang menjadi Junhyung.”

“Oppa , stoplah bergosip. Oppa seperti perempuan saja. Ia tadi memintaku bertemu dengannya , ia mengajaku makan dan kami ngobrol. Itu saja.”

“Ngobrol? Apa yang kalian obrolkan? Sampai ia sengaja meminta bertemu denganmu?”

“Ia menanyakanku tentang Kikwang. Wajarlah mereka kan satu group , mereka saudara. Mereka saling mencemaskan itu wajar.”

“Apa benar ia cemas dengan Kikwang?”

“Apa maksdumu , oppa? Jangan mengarang deh! Tentu saja dia cemas dengan Kikwang , masa ia denganku?”

“Aku merasa dia mencemaskanmu. Kau tahu sejak awal aku merasa dia memiliki ketertarikan denganmu , sebelum Kikwang mendekatimu secara terang”an aku rasa dia sudah memperhatikanmu sejak saat itu.”

“Oppa , kau itu terlalu banyak menonton drama. Jadi seperti itu . Junghyung itu jelas – jelas cemas akan Kikwang.”

Saat lift terbuka , pembicaraan berakhir. Mereka berjalan masing – masing menuju ruang kerja mereka , untuk mempersiapkan siaran nanti malam. Tidak semua penulis di radio bisa memiliki ruangan sendiri , terkecuali PD. Semua PD pasti memiliki ruangan sendiri , dan terkadang hanya penulis yang sudah lama yang memiliki ruangan.

Tapi walaupun Jiyeon baru bekerja kurang lebih 3 tahun mau jalan 4 tahun. Ia sudah diberi ruangan sendiri , karena pekerjaannya yang bagus. Ia merupakan penulis tetap di Sukira sekarang , walaupun tidak bekerja full time. Tapi ia adalah penulis tetap di sukira dan beberapa acara lain , kalau ada yang memitanya untuk menulis.

Ia juga pernha menjadi penulis di beberapa acara reality shows , seperti Infintie Youre My Oppa , 2PM Hot Blood , 2PM Wild Bunny , dan masih banyak lagi.

Jiyeon masuk ke dalam ruangannya , memang ruangan kerjanya tidak terlalu besar. Tapi cukup untuk ia kerja dan ruangna itu sudah di tata seenak  mungkin bagi Jiyeon. Tak jauh dari meja Jiyeon terdapat banyak papan , papan itu digunakan Jiyeon untuk menempel jadwal siaran , beberapa nomer telepon tempat makanan beserta menu , dan beberapa keperluan Jiyeon.

Tapi diantara kertas – kertas yang tertempel di papan tersebut. Perhatian Jiyeon jatuh pada selembar poster yang ditempel di tengah bagian papan tersebut. Jiyeon mengambil poster tersebut dan membacanya.

Poster tersebut merupakan poster festival kampus yang akan diadakan 3 bulan lagi. Yah Fasshion Seoul Univesity mengadakan even tahunan , yang merupakan festival setiap tahunnya. Festival ini setiap tahunnya berganti tema tapi acaranya tetap sama yaitu fasshion show

Biasanya mahasiswa yang jurusan akhir – akhir yang mau lulus , akan melakukan fasshion show tahunan ini. Dan tahun ini giliran Jiyeon. Tema fasshion show tahun ini adalah Vampire.

“Apa yang harus kulakuakn sekarang?”Tanya Jiyeon pada dirinya sendiri .

Ia tampak pusing. Wajar saja ia pusing. Ia sudah menyiapkan semuanya untuk pergelaran busana pertamanya. Tapi semuanya gagal! Awalnya ia meminta bantuan Kikwang , mantan pacarnya untuk menjadi model. Kikwang awalny menyetujuinnya ,t api kurang lebih 2 bulan lalu ia membatalkannya karena ia mendadak ada jadwal dari menejernya.

Jiyeon sudah tidak bisa melakukan apapun. Mana mungkin ia  bisa memaksa Kikwang , hanya untuk festival kecil kampusnya? Sedangkan ia adalah Hallyu Star. Lagi pula sekarang mereka sudah putus. Untuk apa memikirkannya itu lagi? Yang terpenting sekarnag bagi Jiyeon ia harus mendapatkan model , dan merancang baju baru untuknya.

Tok…tok…tok…

“Masuk.” Jawab Jiyeon tanpa melihat siapa yang masuk

“Leuteuk!!? Apa yang kau lakukan disinih?”Tanya Jiyeon kaget ketika melihat Leuteuk masuk ruanganya.

“Apa aku tidak boleh mampir kemari?”Tanya Leuteuk sambil cengegesan , gaya khasnya

“Tidak , tentu saja boleh. Tapi kau kan jarang mampir keruanganku , dan sekarang kau mampir. Aku kaget saja. Ada apa , oppa? Ada yang bisa kubantu?”

“Kau bertanya sangat formal , aku jadi canggung. Begini… Kau tahukan aku akan mengakhiri Sukira?”

Jiyeon terdiam , ia tidak merespon. Karena akhir – akhir ini ia fokus dengan keadaan asmaranya ia hampir lupa kalau acara Sukira , Leuteuk dan Eunhyuk akan berakhir. Memang tidak benar – benar berakhir , acara Sukira masih tetap ada tapi tidak dengan DJ mereka berdua lagi.

“Ryeowook dan Sungmin akan menggantikan kami. Kau pasti sudah tahu hal itu kan? Cho PD pasti sudah memberi tahumu hal itu. Aku mau mengucapkan terima kasih selama hampir 4 tahun kau bersama dengan kami. Kau telah memberikan naskah – naskah terbaik.”

“Oppa jangan bicara seperti itu.” Mata Jiyon sudah mulai agak basah , ia seperti akan menangis

“Kau jangan begitu… Aku datang kesinih ingin mengucapkan terima kasih secara pribadi padamu. Dan secara pribadi aku memohon juga tolong jaga Ryeowook dan Sungmin. Mereka masih baru dan mereka butuh banyak belajar. Aku mohon kamu mau membimbing mereka.”

Dengan air mata yang keluar Jiyeonpun menangguk. Jiyeon mengerti ia pasti akan ketemu lagi dengan Leuteuk. Tapi entah mengapa ia merasa tetap sedih , dan ini berat untuknya.

Leeuteuk tidak tega melihat Jiyeon menangis , ia berusaha menenangkan Jiyeon. Memberinya tissue dam mengelus – ngelus Jiyeon agar tenang.

“Aku pasti akan kembali , setelah aku menyelesaikan kewajibanku aku pasti akan kembali. Kau mau menungguku kan sampai hari itu tiba?” Tanya Leuteuk.

“Tentu saja. Aku akan menunggu ,oppa. Aku akan menunggu oppa kembali ke Sukira. Dan aku pasti akan memberikan naskah yang lebih baik dari sekarang , jika hari itu tiba.” Janji Jiyeon . Ia sangat yakin dengan janjinya itu.

Tak berapa lama Jiyeon berhenti menangis , karena Leuteuk membuat beberapa lelucon , hingga Jiyeon berhenti menangis. Setelah memastikan Jiyeon kembali ceria Leuteukpun pamit karena ia harus menemui Choi PD untuk berpamitan secara pribadi.

Doojoon Pov

“Dari mana saja kau?”Tanya Doojoon saat melihat Junhyung pulang.

Junhyung tidak langsung menjawab pertanyaan Doojoon ia membuka sepatu dan ke dapur mengambil minum , setelah minum barulah ia menjawab “Aku hanya berjalan – jalan saja.”

“Sendirian?”

“Tidak dengan Jiyeon.”

“Kau tidak berpikir , karena sekarang Jiyeon putus dengan Kikwang , ini  merupakan kesempatanmu untuk mendekati Jiyeon kan?”

“Apa aku tidak boleh melakukan hal itu?”

“Junhyung kumohon , kau tau bagaimana Kikwang begitu mencintai Jiyeon kan? Kenapa kau tidak mau menyerah saja?”

Junhyung tidak menjawab ia malah langusng masuk kamar Doojoon mengikutinya dari belakang.

“Junhyung aku sedang bicara denganmu.” Kata Doojoon emosi sambil menarik tubuh Junhyung yang seraya mau ke ranjang.

“Hyung , aku tahu Kikwang sampai sekarang mencintainya , dan aku pun sama! Dari dulu sampai sekarang aku masih mencintai Jiyeon! Sampai detik ini! Dulu aku tidak punya kesempatan untuk memperjuangkan cintaku , sekarang dikala kesempatan itu datang , haruskah aku melepaskanya? Hanya karena Kikwang masih mencintainya tanpa bisa melakukan apapun untuknya?” Tanya Junhyung frustasi

“Aku mengerti perasaanmu , tapi…”

“Cukup , hyung! Aku sudah diam selama ini. Aku sudah merelakan cintaku. Tapi aku tidak mau merelakan cintaku. Kalau kali ini aku berjuang dan tetap Jiyeon menolak , aku akan mundur. Tapi kalo ia tidak menolak. Aku tidak akan mundur. Aku akan memperjuangkan cintaku seperti apa yang Hyung katakan padaku.”

Dojoon melepaskan Hyunseung. Ia sudah tidak bisa berkata banyak. Doojoon tidak pernah membayangkan sebelumnya. Kalau membernya akan merebutkan satu wanita.

Doojoon mengenal baik Jiyeon , yang sekarnag menjadi pacar Kikwang. Mereka sempat bekerja sama barang. Dan selain urusan pekerjaan Jiyeon adalah cewek yang pengertian. Dia tidak pernah memberatkan Kikwang sama sekali , selama yang Doojoon lihat. Jiyeon selalu mendukung Kikwang.

Ia bahkan tidak keberatan hubunganya dirahasiakan. Jiyeon adalah gadis yang baik. Tak aneh kalau Junhyung pun menyukainya. Ia tahu kalau Junhyung menyukai Jiyeon duluan , tapi karena ia kalah ‘start’ maka Kikwang yang mendapatkan Jiyeon.

Sejak saat itu Junhyung tidak pernah mencoba mendekati Jiyeon karena Jiyeon sudah jadi pacar Kikwang. Tapi Doojoon yakin , Junhyung masih mempedulikan gadis itu.

Walaupun berapa kali Junhyung terlihat tak peduli dengan Jiyeon , tapi kalau tidak ada Kikwang Junhyung terlihat sangat perhatian , hangat , ia tidak pernah melihat Junhyung seperti itu sebelumnya.Ini bukan salah Jiyeon , hanya mungkin Tuhan sedang menguji mereka , juga B2ST

Title : “My Love Is So Beast!”

Cast : B2st member , Leetuek , Eunhyuk , Jiyeon

Genre : Romance , Drama

Jiyeon Pov

@Sukira Radio

“Sebentar lagi Natal.” Gumam Eunhyuk sambil mengcek skrip yang baru saja Jiyeon kasih.

“Apa kau belom punya teman kencan?”Tanya Jiyeon dengan nada menggoda

“Tentu saja tidak punya , bagaimana aku bisa punya teman kencan . Kalau tiap malam natal aku siaran di Sukira bersama Leeuteuk.”

“Ya! Memang aku mau menghabiskan malam natal dengan kamu?”Tanya Leeuteuk pura – pura marah.

“Kau akan libur Jiyeon?”Tanya Leeuteuk sambil melihat pada Jiyeon yang sibuk mengecek mik.

“Tidak. Aku tidak akan libur. Aku akan menemani  kalian.”

“Kau tidak berkencan denganya?”Tanya Eunhyuk heran

“Ya! Kau tidak tahu , kalau dia sudah putus dengannya.”

Eunhyuk melihat Jiyeon heran , ia meminta penjelasan. Tapi Choi PD sudah memberikan isyarat kalau sudah mau on air. Jiyeonpun keluar. Eunhyukpun memulai siaran.

“Kau benar – benar tidak akan cuti malam natal nanti?”Tanya Choi PD ketika siaran telah mula.

“Tentu saja tidak. Aku tidak ada rencan mau kemana – mana. Untuk apa aku cuti.” Jawab Jiyeon tenang.

“Aku benar – benar tidak percaya kau memutuskanya dihari peringatan 2 tahun kalian jadian. Apa dia menghubungimu setelah itu?”

“Aku tidak tahu. Aku sudah mengganti nomer ponsel pribadiku.”

“Oooh… Pantas waktu itu menejernya datang menemuiku dan meminta nomermu , secara pribadi.”

“Lalu kau memberi tahu padanya?”

“Tentu saja tidak! Walaupun dia menemuiku secara pribadi sekalipun. Aku tidak akan memberikan nomermu tanpa izin darimu.”

Jiyeon tersenyum. Ia duduk sambil melihat Eunhyuk dan Leeuteuk siaran , sekali – kali melihat skrip. Mungkin ia adalah orang yang putus dan lalu menjadi bahagia. Bagaimana tidak bahagia? Ia tidak harus tidur sampai pagi hanya untuk memastikan kalau pacarnya sudah pulang.

Ia tidak harus mendapat tekanan dari kantor mantan pacarnya , untuk tidak terlalu sering menghubungi mantan pacarnya. Ah hidupnya dulu benar – benar penuh perjuangan dan ia hanya berhasil melewati 2 tahun kehidupan seperti itu.

Tidak banyak kenangan yang ia lalui dengan mantan pacar yang seorang artis hallyu star. Selama 2 tahun kencan mungkin mereka hanya kencan sekitar 20 atau 30 kali. Itu termaksud sedikit untuk ukuran orang yang sudah menjalani hubungan selama 2 tahun.

Dan tidak ada pernah dari 20 sampai 30 kali kencannya itu berjalan dengan sempurna. Pasti sang mantan pacar itu akan ‘diculik’ oleh menejer karena ada paparazi atau media yang mengikuti. Ah itu benar – benar adalah masa hidup yang melelahkan. Dan pada tanggal 7 Desember akhirnya dengan berani Jiyeon memutuskan kekasihnya yang artis tersebut yang sekarang sudah menjadi mantan.

3 Jam kemudian…

“Jiyeon apa kau benar – benar sudah putus dengan Kikwang?”Tanya Eunhyuk langsung ketika siaran Sukira telah beres.

Jiyeon melotot ke arah Eunhyuk. Eunhyuk bertanya dengan suara keras sedangkan di ruang siaran masih banyak orang. Walaupun sudah dipelotin Jiyeon Eunhyuk tampak tidak sadar.

“Diamlah , sampai sepi.” Bisik Leeuteuk yang mengerti situasi.

Setelah studio kosong Jiyeon memanggil Eunhyuk. Eunhyuk selalu seperti ini , kalau dia tidak tahu berita , apsti ia akan semangat. Ia tidak akan menyerah sampai ia tahu beritanya.

“Iya aku putus dengan Kikwang 2 minggu yang lalu.” Kata Jiyeon akhirnya.

“2 Minggu yang lalu? Tanggal 7 Desember?” Tanya Eunhyuk sambil mengingat – ngingat tanggal

“Iya.”

“Bukankah itu tanggal jadianmu dengan Kikwang?”

“Ia. Aku memutuskannya di hari 2 tahun kami jadian.”

“Wah kau jahat. Dan kau sekarang tidak sedih. Kau tampak bahagia setelah putus dengan Kikwang.”

“Tentu saja aku bahagia. Aku sudah lelah pacaran denganya. Pihak menejernya menekanku terus untuk tidak terlalu dekat denganya. Aku berani bertaruh  mereka sangat bersyukur aku memutuskan Kikwang.”

“Daebak! Kau benar – benar Daebak Jiyeon!”

Eunhyuk tampak semangat. Aku hanya tersenyum melihat ekpresi Eunhyuk. Tak lama Eunhyuk dan Leeuteuk meninggalkan tempat siaran. Jiyeopun ikut meninggalkan siaran.

Ia keluar dari gedung kantornya , untuk pulang. Saat mau menunggu taksi , sebuah mobil van hitam menghampirinya. Ia tahu pasti mobil van siapa itu.

“Masuklah.” Kata suara dari dalam.

Jiyeonpun masuk ke van hitam itu. Ia masuk seperti sudah sering melakukanya. Ia tampak tidak kaget sama sekali.

“Apa yang kau inginkan?”Tanya Jiyeon datar.

“Aku tidak ingin berpisah denganmu.”Kata Kikwang terus terang sambil terus melihat ke depan.

“Soal itu , aku rasa kita tidak perlu membahasnya lagi. Aku dan kamu tidak mungkin bersama kalau masih dengan caranya begini.”

“Apakah kau memutuskanku karena aku datang terlambat dan tidak ingat hari perayaan  jadian kita? Apa karena itu kau marah sampai memutuskanku , dan mengganti nomermu? Apakah kau tidak terlalu kekanak – kanakan?”

“Ya aku kekanak  – kanakan! Karena aku yang kekanak – kanakan ini , aku tidak bisa berhubungan dengan seseorang yang dewasa seperti kamu! Tidak kau mengerti hal itu?”

“Jiyeon , kumohon janganlah kau begitu. Aku tahu aku salah maafkan aku.”

Kikwang memohon sambil memegang kedua tangan Jiyeon. Untuk beberapa saat Jiyeon berpikir untuk kembali lagi seperti dulu. Tapi ia dengan cepat menguasai itu , Ia menempis tangan Kikwang.

“Tolong berhenti.” Kata Jiyeon dingin.

Tak lama mobilpun  berhenti. Jiyeon tak yakin dimana mobil ini berhenti karena ia tidak sempat melihat keluar saat mengatakan untuk berhenti.

“Hubungan antara kau dan aku sudah berakhir. Aku mohon kau tidak usah mencari – cariku lagi. Aku sudah lelah dengan hubungan seperti ini.” Kata Jiyeon mencoba menejaskan dengan sabar.

“Kalau kau memang lelah dengan hubungan yang seperti ini , aku bisa memberi tahu menejement untuk memberi tahu hubungan kita ke publik. Jadi kita tidak perlu kencan seperti dulu , sembunyi”.” Jelas Kikwang mencoba membunyuk Jiyeon

“Maaf , tapi itu sudah terlambat. Tidak ada yang bisa merubah keputusanku. Aku mau kita berakhir saja.”

Setelah berkata demikian Jiyeon keluar dari mobil. Air matanya mengalir. Ia ingin sekali kembali pada Kikwang. Memang hubunganya dengan Kikwang itu hubungan yang tidak biasa , tidak mudah. Tapi ia mencintai Kikwang. Ia sangat mencintai Kikwang….

Kikwang Pov

“Bagaimana kau sudah menemuinya?”Tanya Doojon  penasaran.

“Sudah…” Jawab Kikwang lemah

“Lalu bagaimana?”

“Ia tetap ingin putus. Aku sudah mengatakan kalau kita bisa mempublikasikan hubungan pada media . Tapi ia tetap bersih keras untuk putus.”

“Lalu apa yang kau lakukan? Kau akan menyerah?”

“Entahlah. Aku belom tau.”

Kikwang langsung masuk ke kamar. Ia melemparkan badanya ke tempat tidurnya. Air matanya keluar. Ia mencoba menutup matanya. Ingatnya terbang ke 2 minggu yang lalu , hari dimana Jiyeon memutuskannya

2 minggu yang lalu….

“Kikwang , kau jangan pulang dulu. Kita makan bersama.” Ajak Direktur Lee setelah syuting selesai

“Ah tapi…” Kikwang ragu , ia sudah berjanji untuk makan dengan Jiyeon hari ini.

“Sudahlah ayo…”

Karena ditarik oleh direktur Lee , Kikwang  pun ikut. Tidak banyak crew yang datang. Kikwang sibuk melihat jam , ia sudah telat 2 jam. Dan handphonya sudah mati karena low bat.

“Oppa , kau terlihat melihat jam terus. Apa kau buru – buru?” Tanya Ji Ah yang menyadari Kikwang dari tadi sibuk melihat jam dan tidak tenang.

“Aku sebenarnya sudah ada janji , tapi karena tadi direktur Lee memaksaku ikut , makanya aku ikut.” Jelas Kikwang

“Tenanglah , mungkin sebentar lagi beres.”

Kikwang pesimis , tidak ada tanda – tanda mereka akan selesai makan. Karena direktur Lee dan para staff lain masih sibuk minum. Ia sudah memitna pada menejernya ntuk pulang. Tapi tidak diizinkan.

Jam sudah menunjukan pukul 11 malam lebih. Barulah mereka selsai makan. Kikwang buru – buru keluar.

“Kikwang , kenapa kau terlihat buru – buru sekali?”Tanya Lee yang menyadari Kikwang tampak buru – buru

Kikwang kebingungan mencari alasan. Ia tidak mau menyinggung direktur Lee. “Aku lelah.”

“Kau masih muda , masa sudah lelah? Yah sudah kau pulang dulu. Besok kita harus syuting lagi.”

Kikwangpun berpamitan pada Direktur Lee , dan semua crew dan juga Ji Ah. Kikwang buru – buru masuk ke vannya dan menuhyur Donghoo Oppa untuk mengantarnya ke tempat ia janjian dengan Jiyeon.

Tak berapa lama Kikwang sampai , Jiyeon masih menunggunya. Ia pasti sudah lama menunggu. Karena ia sudah telat hampir 4 jam lebih. Jiyeon masih duduk. Di meja masih kosong , hanya ada air.

“Kau tidak mengorder makanan?”Tanya Kikwang mencoba untuk biasa saja.

“Aku menunggumu. Aku harap kita bisa makan bersama.” Kata Jiyeon mencoba untuk ceria

“Maaf aku tadi terlambat , tadi direktur Lee mengajakku untuk makan. Makanya aku telat. Aku ingin memberi tahumu tapi handphonku tidak ada batre. Maafkan aku.”

“Sudahlah tak perlu dipikirkan , aku akan mengorder makanan untuku saja.”

Jiyeon tampak tidak marah. Kikwang kawatir melihat reaksi Jiyeon yang seperti ini. Tidak sewajarnya Jiyeon bereaksi seperti ini. Jiyeon memasan makanan. Ia makan tanpa berbicara apapun. Kikwang berinisiatif untuk membuka pembicaraan dahulu.

“Ada apa kau mengajakku makan malam hari ini?”Tanya Kikwang.

“Apakah kau tidak tahu hari ini hari apa?”Tanya Jiyeon sambil terus makan , tanpa melihat pada Kikwang

“Hari ini? Hari ini tangagl 7 Desember Ah…”

Kikwang tiba – tiba teringat sesuatu. Yah hari ini adalah hari perayaan jadian mereka yang ke 2 tahun. Sekarang Kikwang merasa semakin bersalah. Ia telah datang di hari perayaan hari jadi hubungan mereka , ia melupakan hari jadi , dan ia datang terlambat. Kikwang hanya diam ketika menyadari itu.

“Aku rasa kau melupakannya.” Komentar Jiyeon

“Aku tidak melupakannya!” Elak Kikwang

“Apakah kau yakin padaku , kau tidak melupakannya? Kalau kau yakin lihatlah aku dan katakan kau tidak melupakanya.”

Kikwang tidak berani melakukan itu , karena pada nyatanya ia melupakanya. Ia merasa dipojokan , tapi itu memang salahnya ia. Kikwang melihat Jiyeon makan. Ia tak bernai mengatakan apapun lagi.

“Kikwang-shi…” Panggil Jiyeon

Kikwang melihat pada Jiyeon. Ia agak kaget mendengar Jiyeon memangigl namanya ditambah shi. Tak biasanya Jiyeon memanggil namanya seperti itu. Dari awal sampai sekarang Jiyeon tak pernah memanggil nama Kikwang dengan embel – embel shi

“Mari kita akhiri saja hubungan ini.” Kata Jiyeon pada akhirnya.

Kikwang kaget setengah mati. Ia hanya membelak ketika mendengar pernyataan yang dikeluarkan Jiyeon

“Apa maksudmu?”Tanya Kikwang tak mengerti

“Aku sudah lelah , aku rasa aku tidak bisa melanjutkan hubungan yang seperti ini. Kita dari dua dunia yang berbeda. Dari awal kita tidak seharusnya bersama. Ini berat bagiku. Aku ingin mengakhiri semuanya.” Jelas Jiyeon

“Tapi kenapa tiba – tiba? Apa karena aku tidak ingat tanggal jadian kita? Atau karena aku jarang menghubungimu akhir – akhir ini? Mengertilah aku akhir – akhir ini sibuk karena syuting. Kau tau itu kan?”

“Aku sudah memikirkan ini sudah cukup lama. Aku memang sudah tidak sanggup lagi menjalani hubungan denganmu , sangat melelahkan. Malam ini mari kita akhiri saja hubungan ini dengan baik – baik.”

Sekarang…

Kikwang masih ingat jelas detail kejadian 2 minggu lalu itu . Sangat menyakitkan , tidak bisa ia melupakannya. Bagaimana bisa ia melupakan wanita yang ia cintai selaama 2 tahun?